Jenis anak Berkebutuhan Khusus
1. Kelainan Mental terdiri dari:
a. Mental Tinggi
Sering dikenal dengan anak berbakat intelektual, dimana selain memiliki kemampuan intelektual di atas rerata normal yang signifikan juga memiliki kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas.
b. Mental rendah
Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual (IQ) di bawah rerata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar (slow learners) yaitu anak yang memiliki IQ antara 70 – 90. Sedangkan anak yang memiliki IQ di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan khusus.
c. Berkesulitan Belajar Spesifik
Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achivement) yang diperoleh siswa. Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang memiliki kapasitas intelektual normal ke atas tetapi memiliki prestasi belajar rendah pada bidang akademik tertentu.
2. Kelainan Fisik meliputi:
a. Kelainan Tubuh (Tunadaksa)
Adanya kondisi tubuh yang menghambat proses interaksi dan sosialisasi individu meliputi kelumpuhan yang dikarenakan polio, dan gangguan pada fungsi syaraf otot yang disebabkan kelayuhan otak (cerebral palsy), serta adanya kehilangan organ tubuh (amputasi).
b. Kelainan indera Penglihatan (Tunanetra)
Seseorang yang sudah tidak mampu menfungsikan indera penglihatannya untuk keperluan pendidikan dan pengajaran walaupun telah dikoreksi dengan lensa. Kelainan penglihatan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu buta dan low vision.
c. Kelainan Indera Pendengaran (Tunarungu)
Kelainan pendengaran adalah seseorang yang telah mengalami kesulitan untuk menfungsikan pendengaranya untuk interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan termasuk pendidikan dan pengajaran. Kelainan pendengaran
dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu tuli (the deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
d. Kelainan Wicara
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti orang lain. Kelainan wicara ini dapat bersifat fungsional dimana mungkin disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya ketidak sempurnaan organ wicara maupun adanya gangguan pada organ motoris yang berkaitan dengan wicara.
3. Kelainan Emosi
Gangguan emosi merupakan masalah psikologis, dan hanya dapat dilihat dari indikasi perilaku yang tampak pada individu adapun klasifikasi gangguan emosi meliputi:
a. Gangguan Perilaku mengganggu di kelas tidak sabaran – terlalu cepat bereaksi tidak menghargai – menentang menyalahkan orang lain kecemasan terhadap prestasi di sekolah dependen pada orang lain pemahaman yang lemah reaksi yang tidak sesuai melamun, tidak ada perhatian, menarik diri
b. Gangguan Konsentrasi (ADD/Atention Deficit Disorder)
Enam atau lebih gejala inattention, berlangsung paling sedikit 6 bulan, ketidakmampuan untuk beradaptasi, dan tingkat perkembangannya tidak konsisten. Gejala-gejala inattention tersebut ialah: Sering gagal untuk memperhatikan secara detail, atau sering membuat kesalahan dalam pekerjaan sekolah atau aktivitas yang
lain. Sering kesulitan untuk memperhatikan tuga-tugas atau aktivitas permainan. Sering tidak mendengarkan ketika orang lain bicara. Sering tidak mengikuti instruksi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah. Kesulitan untuk mengorganisir tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas. Tidak menyukai pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah. Sering tidak membawa peralatan sekolah seperrti pensil buku dan sebagainya. Sering mudah beralih pada stimulus luar. Mudah melupakan terhadap aktivitas sehari-hari.
1. Kelainan Mental terdiri dari:
a. Mental Tinggi
Sering dikenal dengan anak berbakat intelektual, dimana selain memiliki kemampuan intelektual di atas rerata normal yang signifikan juga memiliki kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas.
b. Mental rendah
Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual (IQ) di bawah rerata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar (slow learners) yaitu anak yang memiliki IQ antara 70 – 90. Sedangkan anak yang memiliki IQ di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan khusus.
c. Berkesulitan Belajar Spesifik
Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achivement) yang diperoleh siswa. Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang memiliki kapasitas intelektual normal ke atas tetapi memiliki prestasi belajar rendah pada bidang akademik tertentu.
2. Kelainan Fisik meliputi:
a. Kelainan Tubuh (Tunadaksa)
Adanya kondisi tubuh yang menghambat proses interaksi dan sosialisasi individu meliputi kelumpuhan yang dikarenakan polio, dan gangguan pada fungsi syaraf otot yang disebabkan kelayuhan otak (cerebral palsy), serta adanya kehilangan organ tubuh (amputasi).
b. Kelainan indera Penglihatan (Tunanetra)
Seseorang yang sudah tidak mampu menfungsikan indera penglihatannya untuk keperluan pendidikan dan pengajaran walaupun telah dikoreksi dengan lensa. Kelainan penglihatan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu buta dan low vision.
c. Kelainan Indera Pendengaran (Tunarungu)
Kelainan pendengaran adalah seseorang yang telah mengalami kesulitan untuk menfungsikan pendengaranya untuk interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan termasuk pendidikan dan pengajaran. Kelainan pendengaran
dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu tuli (the deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
d. Kelainan Wicara
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti orang lain. Kelainan wicara ini dapat bersifat fungsional dimana mungkin disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya ketidak sempurnaan organ wicara maupun adanya gangguan pada organ motoris yang berkaitan dengan wicara.
3. Kelainan Emosi
Gangguan emosi merupakan masalah psikologis, dan hanya dapat dilihat dari indikasi perilaku yang tampak pada individu adapun klasifikasi gangguan emosi meliputi:
a. Gangguan Perilaku mengganggu di kelas tidak sabaran – terlalu cepat bereaksi tidak menghargai – menentang menyalahkan orang lain kecemasan terhadap prestasi di sekolah dependen pada orang lain pemahaman yang lemah reaksi yang tidak sesuai melamun, tidak ada perhatian, menarik diri
b. Gangguan Konsentrasi (ADD/Atention Deficit Disorder)
Enam atau lebih gejala inattention, berlangsung paling sedikit 6 bulan, ketidakmampuan untuk beradaptasi, dan tingkat perkembangannya tidak konsisten. Gejala-gejala inattention tersebut ialah: Sering gagal untuk memperhatikan secara detail, atau sering membuat kesalahan dalam pekerjaan sekolah atau aktivitas yang
lain. Sering kesulitan untuk memperhatikan tuga-tugas atau aktivitas permainan. Sering tidak mendengarkan ketika orang lain bicara. Sering tidak mengikuti instruksi untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah. Kesulitan untuk mengorganisir tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas. Tidak menyukai pekerjaan rumah dan pekerjaan sekolah. Sering tidak membawa peralatan sekolah seperrti pensil buku dan sebagainya. Sering mudah beralih pada stimulus luar. Mudah melupakan terhadap aktivitas sehari-hari.
c. Anak Hiperaktive (ADHD/Atention Deficit with Hiperactivity Disorder) Perlaku tidak bisa diam Ketidak mampuan untuk memberi perhatian yang cukup lama Hiperaktivitas Aktivitas motorik yang tinggi Mudah buyarnya perhatian Canggung Infleksibilitas Toleransi yang rendah terhadap frustrasi Berbuat tanpa dipikir akibatnya Perkembangan layanan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tidak akan lepas dari peran dan peranan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Untuk peningkatan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) memiliki kebijakan tersendiri dalam mengelompokan anak-anak berkebutuhan khusus, walaupun sebenarnya sama hanya pada klasifikasi yang dikemukakan oleh PSLB lebih pada aplikasi jenis sekolah luar biasa yang ada di lapangan. Adapun klasifikasi yang diberikan oleh direktorat PSLB (Dir. PSLB: 2006:20-21) adalah sebagai berikut:
A. Tunanetra
B. Tunarungu
C. Berkebutuhan khusus : (a.l. Down Syndrome)
- C : Berkebutuhan khusus Ringan (IQ = 50-70)
- C1 : Berkebutuhan khusus Sedang (IQ = 25-50)
- C2 : Berkebutuhan khusus Berat (IQ < 25 )
D. Tunadaksa :
- D : Tunadaksa Ringan
- D1: Tunadaksa Sedang
E. Tunalaras (Dysruptive)
F. Tunawicara
G. Tunaganda
H. HIV AIDS
I. Gifted : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125 )
J. Talented : Potensi Bakat Istimewa (Multiple Intelligences : Language, Logico Mathematic, Visuospatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual)
K. Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/ Motorik)
L. Lambat Belajar ( IQ = 70 – 90 )
M. Autis
N. Korban Penyalahgunaan Narkoba
O. Indigo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar