Kamis, 06 Oktober 2011

Makna Peninggalan Sejarah yang Berskala Nasional dari Masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia

1. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaanini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kotakecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakandaerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang
Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi.
Peninggalan sejarah yang
membuktikan Kerajaan Kutai
sebagai kerajaan Hindu pertama
adalah ditemukannya prasasti
berbentuk Yupa menggunakan
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Yupa adalah tiang batu pengikat
hewan korban untuk diper-
sembahkan kepada Dewa.
Beberapa peninggalan kerajaan
Kutai:
1) tujuh buah Yupa yang di-
temukan di daerah sekitar
Muarakaman;
Gambar 1.1 Peta Letak Kerajaan Kutai
Gambar 1.2 Yupa
Kutai
Laut Jawa
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Sumber: Indonesian Heritage.
Sejarah Awal
Wilayah Kerajaan Kutai
Skala 1 : 280.000
U
Samarinda
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Wilayah Kerajaan Kutai
Keterangan:4
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
2) kalung Cina yang terbuat dari emas;
3) satu arca Bulus;
4) dua belas arca batu.
Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja
Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang
bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang
pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa
Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi
kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa.
Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya
hidup sejahtera dan makmur.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat.
Kerajaan ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah
kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang
dan Banten.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:
1) Prasasti Ciaruteun,
Gambar 1.3.  Peta Letak Kerajaan Tarumanegara
Banten
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Karawang
Bogor
Bekasi
Sunda Kelapa
Wilayah Kekuasaan Tarumanegara
Skala 1 : 2.785.700
Keterangan:
Wilayah Kerajaan Tarumanegara
Samudra Hindia5
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
2) Prasasti Pasir Koleangkak,
3) Prasasti Kebon Kopi,
4) Prasasti Tugu,
5) Prasasti Pasir Awi,
6) Prasasti Muara Cianten,
7) Prasasti Cidanghiang,
8) Arca Rajasi,
9) Arca Wisnu Cibuaya I,
10) Arca Wisnu Cibuaya II.
Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki
Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan
yang teratur.
Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau
pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa
pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan
mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan dan
perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur.
c. Kerajaan Bali
Gambar 1.4.  Prasasti Ciaruteun
Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Gambar 1.5.  Peta Letak Kerajaan Bali
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
U
Wilayah Kekuasaan Kerajaan
Bali
Keterangan:
Skala 1 : 1.435.500
Wilayah Kerajaan Bali6
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan
diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan
pada prasasti dan lontar Bali).
Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja
Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak
Wungsu (1049 M - 1077 M).
Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang
di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama
Hindu.
Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura
Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun
1430 M.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain:
1) Prasasti berangka tahun 882 Masehi;
2) Prasasti tahun 896 Masehi;
3) Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi.
d. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama  kalinya,
kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke
daerah Kawali Ciamis.
Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati.
Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal
dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran,
dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu
Siliwangi (tahun 1482 M - 1521 M).
Gambar 1.6.  Letak Kerajaan Pajajaran
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran
Keterangan:
U
Skala 1 : 8.666.666
Wilayah Kerajaan Pajajaran7
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain:
1) Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
2) Prasasti  Horren,
3) Prasasti  Citati Cibadak
(1030 M),
4) Prasasti  Astana Gede,
5) Prasasti  Batutulis Bogor
(1333 M)
2. Peninggalan Sejarah dari Masa Budha
a. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa
Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasasti Tuk
Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa
Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam
hruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.
b. Kerajaan Sriwijaya
Gambar 1.7. Prasasti Batu tulis
Gambar 1.8  Peta Letak Kerajaan Sriwijaya
Sumber: Inventarisasi dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah
dan Purbakala Jawa Barat
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Wilayah Kerajaan Sriwijaya
Keterangan:
Skala 1 : 29.433.926
Wilayah Kerajaan Sriwijaya
Ibu Kota Sriwijaya8
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di
Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran
sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang
merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari
Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke -9.
Pada mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai.
Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini
dimaksudkan untuk menguasai perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari
daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil
dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka,
Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram).
Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah
kekuasaannya, Sriwijaya membentuk armada laut yang kuat. Hampir
seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda
dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan
Nusantara yang pertama.
Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi
pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan
kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan
pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya
sebagai Kerajaan Maritim.
Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang
mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari
China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru
ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu  Sakhyakitri  dan
Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari
Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India).
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena
serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun
1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya
diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M),
2) Prasasti Talang Tuo (684 M),
3) Prasasti Kota Kapur (686 M),
4) Prasasti Karang Berahi (686 M).9
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.10  Prasasti Canggal
Sumber: Lukisan Sejarah
Gambar 1.9  Peta Letak Kerajaan Mataram Kuno
Laut Jawa
G. Perahu
G. Sumbing
Mataram
G. Merapi
Begawan Solo
Kali Berantas
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
3. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Budha
a. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad
ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain
sebagai berikut.
1) Dinasti Sanjaya:
a) Prasasti Canggal (732 M)
ditemukan di Gunung Wukir
di Desa Canggal, isinya
memperingati pembuatan
lingga di desa Kunjarakunja
oleh Raja Sanjaya;
b) Prasasti Mantyasih (907 M)
dan Prasasti Wanua Tengah III
(908 M), isinya raja-raja yang
memerintah dari Dinasti
Sanjaya.
U
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno
Keterangan:
Skala 1 : 2.925.00010
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
2) Dinasti Syailendra
a) Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama
Syailendra yang beragama Budha;
b) Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai
Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi
Budha;
c) Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti
Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari
Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun
sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk
para Bikhu di Kalasan;
d) Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca
Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang
disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa;
e) Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa
dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan.
b. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno.
Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur,
tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi
daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta
selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama
permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi;
2) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan
candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama
Rakyan Bawang;
3) Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan
membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok
Lodang;
4) Prasasti Kalkuta, isinya  tentang peristiwa hancurnya istana milik
Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
c. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat
Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri11
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
(Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala
dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi
oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Gambar 1.11  Peta Letak Kerajaan kediri
Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain:
1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan
musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana
Tanjung;
2) tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambang
kerajaan, yakni Garudhamuka;
3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh
Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang;
4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan;
5) Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan
Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katang-
katang.
d. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah
timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain:
1) Prasasti Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan
desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang
Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja;
Sungai Sola
Kediri
Samudra Hindia
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Wilayah Kerajaan Kediri
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah Kerajaan Kediri12
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.13  Peta Letak Kerajaan Majapahit
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 1.12.  Peta Letak Kerajaan Singasari
2) Prasasti Kragan (1256);
3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja;
4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma
menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan
dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
e. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut.
Sungai Solo
Singasari
Samudra Hindia
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
U
Wilayah Kerajaan Singasari
Wilayah Kerajaan Singasari
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah awal Majapahit
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah Kerajaan Majapahit13
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
1) Candi:
a) Penataran;
b) Sawentar;
c) Sumberjati.
2) Prasasti  Butak (1294), isinya
tentang keruntuhan Kerajaan
Singasari dan perjuangan
Raden Wijaya mendirikan
Kerajaan Majapahit.
3) Kitab-kita kuno, antara lain
Pararaton dan kitab Negara-
kertagama.
Gambar 1.14 Candi Penataran
4. Peninggalan Sejarah dari Masa Islam
Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur
perdagangan yang berasal dari berbagai negara, antara lain dari Persia,
Arab, Mesir, dan Gujarat (India). Dengan masuknya pengaruh budaya
dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan Islam itu biasa disebut kesultanan.
a. Kesultanan Samudra Pasai
Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Gambar 1.15  Peta Letak Kesultanan Samudra Pasai
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
U
Wilayah Kesultanan Samudra Pasai
Keterangan:
Skala 1 : 5.980.00014
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.17  Peta Kesultanan Malaka
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Gambar 1.16.  Prasasti Nisan Sultan Malik al
Saleh
Sekitar abad ke -13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai
merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak
di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan
ini berdiri sekitar abad ke-13 (1285 M).
Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi tempat bertemu pedagang
dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat adalah
pelayaran dan perdagangan.
Sultan Malik Al Saleh adalah
raja yang pertama memeluk agama
Islam. Selain itu, dikenal pula
putranya yang bernama Sultan
Malik Al Tahir.
Kerajaan Samudra Pasai pada
masa pemerintahan Sultan Zaenal
Abidin mendapat serangan dari
Majapahit tahun 1361 M. Keku-
asaannya semakin pudar pada awal
abad ke -15 bersamaan dengan
berkembang pesat Kesultanan
Malaka. Peninggalan sejarahnya
antara lain sejumlah batu nisan
(Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297
M/696 H).
b. Kesultanan Malaka
Sebelum abad ke-15, Malaka
adalah sebuah kampung nelayan.
Namun, setelah adanya Kemun-
duran Kesultanan Samudra Pasai,
Malaka berkembang pesat hingga
menjadi kerajaan Islam yang besar.
Raja pertama Kerajaan Malaka
adalah Sultan Iskandar Syah,
seorang bangsawan yang berasal
dari Majapahit.
Karena letaknya yang strategis,
Malaka sangat ramai dikunjungi
para  pedagang dari Barat dan
Timur. Oleh karena itu, Malaka
menjadi Kota dagang yang terkenal
di Asia Tenggara.
Sumber:  Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Wilayah Kesultanan Malaka
Keterangan:
Wilayah Kesultanan
Malaka
Skala 1 : 20.000.000
Kedah
Patani
Kelatan
Trengganu
U Selangor
Malaka
Johor
Tumasik
Siak
Kampar15
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
c. Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh didirikan
tahun 1514, terletak di tepi Selat
Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja
(sekarang Banda Aceh). Raja  Aceh
yang pertama Sultan Ali Mughayat
Syah. (1514 - 1528 M). Kerajaan Is-
lam ini mulai berkembang setelah
kesultanan Malaka dikuasai oleh
bangsa Portugis dan para pedagang
Islam tidak datang lagi ke Malaka.
Selain menjadi pusat perdagangan,
Kesultanan Aceh juga menjadi
pusat penyebaran agama Islam.
Pada masa itu, Aceh memiliki banyak pujangga terkenal, di antaranya
Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama
menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Melayu. Kesultanan Aceh
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda.
d. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak berdiri tahun 1500 M dan merupakan kesultanan
Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Fatah. Kesultanan
ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Selain itu, Kesultanan Demak memiliki peranan panting dalam bidang
perekonomian, yaitu pada kegiatan pelayaran dan perdagangan.
Gambar 1.18  Peta Letak Kesultanan Aceh
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Banda Aceh
Pasai
Pedir
Gaya Alas
Trangganu
Perak
Portugis di Malaka
Johor
Siak
Bengkulu
Gambar 1.19  Peta Letak Kesultanan Demak
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Banten
Cirebon
Pakuan Galuh
Jepara
Demak
Lasem
Tuban
Jipang Majapahit
Malang
Panarukan
Pasuruan
Samudra Hindia
Wilayah Kekuasaan Demak
Pajajaran
Pajang
Mataram Kediri
Madura
Wilayah Kesultanan Aceh
Wilayah Kesultanan Aceh
Keterangan:
Skala 1 : 20.000.000
Keterangan:
Wilayah Kesultanan Demak
Skala 1 : 7.370.080
U
U16
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
e. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berdiri sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin
merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten
mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia
maupun dari negara lain datang ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa.
Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh kesultanan
Banten.
Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah
pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi
Jayakarta (berarti Kota Kenangan). Sampai saat ini tanggal 22 Juni
diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta.
f. Kesultanan GowaTallo
Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi
saling bermusuhan. Pada abad ke-16, kedua kerajaan ini dapat disatukan
melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se’re at yang artinya
dua raja seorang hamba. Kerajaan baru itu bernama Kesultanan Gowa
Tallo. Kesultanan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di
Gambar 1.20  Peta Letak Kesultanan Banten
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Palembang
Lampung
Selat Sunda
Banten
Serang
Jayakarta
Pakuan
Cianjur
Sumedang
Cirebon
Galuh
Laut Jawa
Wilayah Kesultanan Banten
Wilayah Kesultanan Banten
Skala 1 : 2.990.000
Keterangan:
U17
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.21  Peta Letak Kesultanan Gowa Tallo
Sulawesi. Kesultanan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang
sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan.
Kerajaan ini giat menyebarkan agama Islam dan melakukan
perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang
berani menentang Belanda adalah Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal
dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru
Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin dapat
dikalahkan. Ia  dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 Novem-
ber 1667 M).
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Tanjung Selor
Samarinda
Banjar masin
Gorontalo
Poso
Palopo
Majene
Makassar
Gowa Butung
Kendari
Bima
Dili
Mandar
g. Kesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate berdiri sekitar abad ke-13 di Maluku Utara dengan
ibu kota di Sampalu. Kesultanan Ternate mendapat pengaruh Islam dari
para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate belajar membaca
dan menulis huruf Arab dalam Alquran dari Maulana Husayu (raja dari
Jawa). Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Baabullah.
U
Wilayah Kesultanan Gowa Tallo
Keterangan:
Skala 1 : 14.147.060
Wilayah Kesultanan Gowa Tallo18
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.22  Peta Letak Kesultanan Ternate dan Tidore
Gambar 1.23  Mesjid Demak
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Sumber: Catalogue Gunung Kelud 2005
Maluku
Banggawi
Seram
Ambuan
Laut Banda
Samudra Pasifik
Kesultanan Tidore
Kesultanan Ternate
Kerajaan Islam lainnya di Maluku adalah Kesultanan Tidore. Raja
yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Kesultanan Tidore dan
Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua
kesultanan ini hidup damai berdampingan.
5. Peninggalan Sejarah yang bercorak Islam
Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam sampai sekarang
terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun peninggalan
sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Mesjid
Keterangan: Wilayah Kesultanan Ternate
Tidore
Skala 1 : 1.071.430
U19
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Mesjid adalah tempat beribadah bagi pemeluk agama Islam. Ciri-ciri
mesjid adalah sebagai berikut:
1) atapnya berbentuk atap tumpang, yaitu atap yang bersusun
semakin ke atas makin mengecil; tingkatan yang paling atas
berbentuk limas; pada puncaknya terdapat mustaka (penutup
puncak);
2) terdapat menara yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan;
3) biasanya berada di ibu kota atau tempat kedudukan para pembesar
kerajaan;
4) di dalam kompleks mesjid biasanya terdapat kolam untuk
berwudhu;
5) pindu gerbangnya dilengkapi dengan gapura seperti keraton atau
candi.
b. Pesantren
Gambar 1.24  Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur
Pusat pendidikan agama Islam sejak masuk ke Indonesia sampai
sekarang dikenal dengan nama pesantren. Dahulu, lembaga ini dikenal
sebagai tempat anak-anak Indonesia menimba ilmu pengetahuan agama
Islam. Di dalam kehidupan pesantren, seluruh peserta didiknya
diasramakan. Diajarkan pula beberapa keterampilan untuk bekal hidup
di masyarakat. Peserta didiknya disebut santri.
Para santri belajar dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah mampu
mengamalkan ilmunya, para santri dapat kembali ke daerah asal masing-
masing.
Sumber: Indonesian Heritage. Agama dan Upacara20
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
c. Makam
Makam adalah tempat untuk menguburkan orang yang sudah
meninggal dunia. Makam dibangun sesuai dengan kedudukan orang yang
meninggal. Makam raja biasa dibangun layaknya sebuah istana. Makam
sunan dilengkapi dengan mesjid, misalnya makam Sunan Kudus dan
mesjid Kudus.
Gambar 1.25  Makam Maulana Malik Ibrahim
d. Keraton
Keraton adalah bangunan yang khas untuk kediaman para raja dan
keluarganya.
Gambar 1.26  Keraton Kesultanan Yogyakarta
Sumber: www.google.com
Sumber: www.tembi.org21
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.27  Upacara Grebeg Maulud
Gambar 1.28  Kaligrafi di batu nisan Ratu
Nahrasiyah di Samudra Pasai
e. Tradisi Agama
Pertunjukan kesenian, budaya dan tradisi agama Islam yang
berkembang di seluruh Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1) seni tari, seperti tarian saman, tarian seudati, tarian zapin, tarian
rudat dan tarian hadrah;
2) seni musik rebana, orkes gambus, dan samrah;
3) adat istiadat, seperti pakaian alat pengantin Betawi, yaitu siangko
bercadar;
4) upacara adat: di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat
Upacara Sekatenan, dalam memperingati tahun baru Islam;
Upacara Gerebeg Mulud dikaitkan dengan peringatan kelahiran
Nabi Muhammad saw.
f. Kaligrafi
Kaligrafi adalah tulisan yang
menggunakan huruf Arab yang
dibuat sangat indah. Kaligrafi dapat
dibuat dalam bentuk manusia dan
makhluk hidup lainnya. Seni
kaligrafi banyak terdapat pada
dinding mesjid, mimbar, menara
dan nisan kubur. Misalnya, kaligrafi
yang terdapat di batu nisan makam
Ratu Nahrasiyah dari Kesultanan
Samudra Pasai

Makna Peninggalan Sejarah yang Berskala Nasional dari Masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia 1. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu a. Kerajaan Kutai Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kota kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakan daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi. Peninggalan sejarah yang membuktikan Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk diper- sembahkan kepada Dewa. Beberapa peninggalan kerajaan Kutai: 1) tujuh buah Yupa yang di- temukan di daerah sekitar Muarakaman; Gambar 1.1 Peta Letak Kerajaan Kutai Gambar 1.2 Yupa Kutai Laut Jawa Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Wilayah Kerajaan Kutai Skala 1 : 280.000 U Samarinda Banjarmasin Palangkaraya Pontianak Wilayah Kerajaan Kutai Keterangan:4 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V 2) kalung Cina yang terbuat dari emas; 3) satu arca Bulus; 4) dua belas arca batu. Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa. Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya hidup sejahtera dan makmur. b. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain: 1) Prasasti Ciaruteun, Gambar 1.3. Peta Letak Kerajaan Tarumanegara Banten Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U Karawang Bogor Bekasi Sunda Kelapa Wilayah Kekuasaan Tarumanegara Skala 1 : 2.785.700 Keterangan: Wilayah Kerajaan Tarumanegara Samudra Hindia5 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4) Prasasti Tugu, 5) Prasasti Pasir Awi, 6) Prasasti Muara Cianten, 7) Prasasti Cidanghiang, 8) Arca Rajasi, 9) Arca Wisnu Cibuaya I, 10) Arca Wisnu Cibuaya II. Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan yang teratur. Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan dan perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur. c. Kerajaan Bali Gambar 1.4. Prasasti Ciaruteun Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Gambar 1.5. Peta Letak Kerajaan Bali Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia U Wilayah Kekuasaan Kerajaan Bali Keterangan: Skala 1 : 1.435.500 Wilayah Kerajaan Bali6 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan pada prasasti dan lontar Bali). Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak Wungsu (1049 M - 1077 M). Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama Hindu. Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun 1430 M. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain: 1) Prasasti berangka tahun 882 Masehi; 2) Prasasti tahun 896 Masehi; 3) Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi. d. Kerajaan Pajajaran Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis. Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 M - 1521 M). Gambar 1.6. Letak Kerajaan Pajajaran Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran Keterangan: U Skala 1 : 8.666.666 Wilayah Kerajaan Pajajaran7 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain: 1) Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M) 2) Prasasti Horren, 3) Prasasti Citati Cibadak (1030 M), 4) Prasasti Astana Gede, 5) Prasasti Batutulis Bogor (1333 M) 2. Peninggalan Sejarah dari Masa Budha a. Kerajaan Kalingga Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam hruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta. b. Kerajaan Sriwijaya Gambar 1.7. Prasasti Batu tulis Gambar 1.8 Peta Letak Kerajaan Sriwijaya Sumber: Inventarisasi dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Barat Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U Wilayah Kerajaan Sriwijaya Keterangan: Skala 1 : 29.433.926 Wilayah Kerajaan Sriwijaya Ibu Kota Sriwijaya8 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke -9. Pada mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai. Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini dimaksudkan untuk menguasai perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram). Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya membentuk armada laut yang kuat. Hampir seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan Nusantara yang pertama. Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim. Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu Sakhyakitri dan Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India). Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun 1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain: 1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M), 2) Prasasti Talang Tuo (684 M), 3) Prasasti Kota Kapur (686 M), 4) Prasasti Karang Berahi (686 M).9 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Gambar 1.10 Prasasti Canggal Sumber: Lukisan Sejarah Gambar 1.9 Peta Letak Kerajaan Mataram Kuno Laut Jawa G. Perahu G. Sumbing Mataram G. Merapi Begawan Solo Kali Berantas Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia 3. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Budha a. Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain sebagai berikut. 1) Dinasti Sanjaya: a) Prasasti Canggal (732 M) ditemukan di Gunung Wukir di Desa Canggal, isinya memperingati pembuatan lingga di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya; b) Prasasti Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M), isinya raja-raja yang memerintah dari Dinasti Sanjaya. U Wilayah Kerajaan Mataram Kuno Wilayah Kerajaan Mataram Kuno Keterangan: Skala 1 : 2.925.00010 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V 2) Dinasti Syailendra a) Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra yang beragama Budha; b) Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi Budha; c) Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk para Bikhu di Kalasan; d) Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa; e) Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan. b. Kerajaan Medang Kamulan Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain: 1) Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi; 2) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang; 3) Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok Lodang; 4) Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan. c. Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri11 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia (Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Gambar 1.11 Peta Letak Kerajaan kediri Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain: 1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana Tanjung; 2) tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambang kerajaan, yakni Garudhamuka; 3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang; 4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan; 5) Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katang- katang. d. Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter. Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain: 1) Prasasti Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja; Sungai Sola Kediri Samudra Hindia Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U Wilayah Kerajaan Kediri Keterangan: Skala 1 : 3.250.000 Wilayah Kerajaan Kediri12 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Gambar 1.13 Peta Letak Kerajaan Majapahit Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia Gambar 1.12. Peta Letak Kerajaan Singasari 2) Prasasti Kragan (1256); 3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja; 4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima. e. Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas. Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut. Sungai Solo Singasari Samudra Hindia Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U U Wilayah Kerajaan Singasari Wilayah Kerajaan Singasari Keterangan: Skala 1 : 3.250.000 Wilayah awal Majapahit Keterangan: Skala 1 : 3.250.000 Wilayah Kerajaan Majapahit13 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia 1) Candi: a) Penataran; b) Sawentar; c) Sumberjati. 2) Prasasti Butak (1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. 3) Kitab-kita kuno, antara lain Pararaton dan kitab Negara- kertagama. Gambar 1.14 Candi Penataran 4. Peninggalan Sejarah dari Masa Islam Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan yang berasal dari berbagai negara, antara lain dari Persia, Arab, Mesir, dan Gujarat (India). Dengan masuknya pengaruh budaya dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam itu biasa disebut kesultanan. a. Kesultanan Samudra Pasai Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Gambar 1.15 Peta Letak Kesultanan Samudra Pasai Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia U Wilayah Kesultanan Samudra Pasai Keterangan: Skala 1 : 5.980.00014 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Gambar 1.17 Peta Kesultanan Malaka Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Gambar 1.16. Prasasti Nisan Sultan Malik al Saleh Sekitar abad ke -13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan ini berdiri sekitar abad ke-13 (1285 M). Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi tempat bertemu pedagang dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat adalah pelayaran dan perdagangan. Sultan Malik Al Saleh adalah raja yang pertama memeluk agama Islam. Selain itu, dikenal pula putranya yang bernama Sultan Malik Al Tahir. Kerajaan Samudra Pasai pada masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin mendapat serangan dari Majapahit tahun 1361 M. Keku- asaannya semakin pudar pada awal abad ke -15 bersamaan dengan berkembang pesat Kesultanan Malaka. Peninggalan sejarahnya antara lain sejumlah batu nisan (Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297 M/696 H). b. Kesultanan Malaka Sebelum abad ke-15, Malaka adalah sebuah kampung nelayan. Namun, setelah adanya Kemun- duran Kesultanan Samudra Pasai, Malaka berkembang pesat hingga menjadi kerajaan Islam yang besar. Raja pertama Kerajaan Malaka adalah Sultan Iskandar Syah, seorang bangsawan yang berasal dari Majapahit. Karena letaknya yang strategis, Malaka sangat ramai dikunjungi para pedagang dari Barat dan Timur. Oleh karena itu, Malaka menjadi Kota dagang yang terkenal di Asia Tenggara. Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Wilayah Kesultanan Malaka Keterangan: Wilayah Kesultanan Malaka Skala 1 : 20.000.000 Kedah Patani Kelatan Trengganu U Selangor Malaka Johor Tumasik Siak Kampar15 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia c. Kesultanan Aceh Kesultanan Aceh didirikan tahun 1514, terletak di tepi Selat Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Raja Aceh yang pertama Sultan Ali Mughayat Syah. (1514 - 1528 M). Kerajaan Is- lam ini mulai berkembang setelah kesultanan Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis dan para pedagang Islam tidak datang lagi ke Malaka. Selain menjadi pusat perdagangan, Kesultanan Aceh juga menjadi pusat penyebaran agama Islam. Pada masa itu, Aceh memiliki banyak pujangga terkenal, di antaranya Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Melayu. Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. d. Kesultanan Demak Kesultanan Demak berdiri tahun 1500 M dan merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Fatah. Kesultanan ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, Kesultanan Demak memiliki peranan panting dalam bidang perekonomian, yaitu pada kegiatan pelayaran dan perdagangan. Gambar 1.18 Peta Letak Kesultanan Aceh Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Banda Aceh Pasai Pedir Gaya Alas Trangganu Perak Portugis di Malaka Johor Siak Bengkulu Gambar 1.19 Peta Letak Kesultanan Demak Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Banten Cirebon Pakuan Galuh Jepara Demak Lasem Tuban Jipang Majapahit Malang Panarukan Pasuruan Samudra Hindia Wilayah Kekuasaan Demak Pajajaran Pajang Mataram Kediri Madura Wilayah Kesultanan Aceh Wilayah Kesultanan Aceh Keterangan: Skala 1 : 20.000.000 Keterangan: Wilayah Kesultanan Demak Skala 1 : 7.370.080 U U16 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V e. Kesultanan Banten Kesultanan Banten berdiri sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia maupun dari negara lain datang ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa. Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh kesultanan Banten. Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (berarti Kota Kenangan). Sampai saat ini tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta. f. Kesultanan GowaTallo Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi saling bermusuhan. Pada abad ke-16, kedua kerajaan ini dapat disatukan melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se’re at yang artinya dua raja seorang hamba. Kerajaan baru itu bernama Kesultanan Gowa Tallo. Kesultanan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di Gambar 1.20 Peta Letak Kesultanan Banten Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia Palembang Lampung Selat Sunda Banten Serang Jayakarta Pakuan Cianjur Sumedang Cirebon Galuh Laut Jawa Wilayah Kesultanan Banten Wilayah Kesultanan Banten Skala 1 : 2.990.000 Keterangan: U17 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Gambar 1.21 Peta Letak Kesultanan Gowa Tallo Sulawesi. Kesultanan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan. Kerajaan ini giat menyebarkan agama Islam dan melakukan perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang berani menentang Belanda adalah Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur. Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan. Ia dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 Novem- ber 1667 M). Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Tanjung Selor Samarinda Banjar masin Gorontalo Poso Palopo Majene Makassar Gowa Butung Kendari Bima Dili Mandar g. Kesultanan Ternate dan Tidore Kesultanan Ternate berdiri sekitar abad ke-13 di Maluku Utara dengan ibu kota di Sampalu. Kesultanan Ternate mendapat pengaruh Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate belajar membaca dan menulis huruf Arab dalam Alquran dari Maulana Husayu (raja dari Jawa). Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. U Wilayah Kesultanan Gowa Tallo Keterangan: Skala 1 : 14.147.060 Wilayah Kesultanan Gowa Tallo18 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Gambar 1.22 Peta Letak Kesultanan Ternate dan Tidore Gambar 1.23 Mesjid Demak Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Sumber: Catalogue Gunung Kelud 2005 Maluku Banggawi Seram Ambuan Laut Banda Samudra Pasifik Kesultanan Tidore Kesultanan Ternate Kerajaan Islam lainnya di Maluku adalah Kesultanan Tidore. Raja yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Kesultanan Tidore dan Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua kesultanan ini hidup damai berdampingan. 5. Peninggalan Sejarah yang bercorak Islam Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam sampai sekarang terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun peninggalan sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut. a. Mesjid Keterangan: Wilayah Kesultanan Ternate Tidore Skala 1 : 1.071.430 U19 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Mesjid adalah tempat beribadah bagi pemeluk agama Islam. Ciri-ciri mesjid adalah sebagai berikut: 1) atapnya berbentuk atap tumpang, yaitu atap yang bersusun semakin ke atas makin mengecil; tingkatan yang paling atas berbentuk limas; pada puncaknya terdapat mustaka (penutup puncak); 2) terdapat menara yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan; 3) biasanya berada di ibu kota atau tempat kedudukan para pembesar kerajaan; 4) di dalam kompleks mesjid biasanya terdapat kolam untuk berwudhu; 5) pindu gerbangnya dilengkapi dengan gapura seperti keraton atau candi. b. Pesantren Gambar 1.24 Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur Pusat pendidikan agama Islam sejak masuk ke Indonesia sampai sekarang dikenal dengan nama pesantren. Dahulu, lembaga ini dikenal sebagai tempat anak-anak Indonesia menimba ilmu pengetahuan agama Islam. Di dalam kehidupan pesantren, seluruh peserta didiknya diasramakan. Diajarkan pula beberapa keterampilan untuk bekal hidup di masyarakat. Peserta didiknya disebut santri. Para santri belajar dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah mampu mengamalkan ilmunya, para santri dapat kembali ke daerah asal masing- masing. Sumber: Indonesian Heritage. Agama dan Upacara20 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V c. Makam Makam adalah tempat untuk menguburkan orang yang sudah meninggal dunia. Makam dibangun sesuai dengan kedudukan orang yang meninggal. Makam raja biasa dibangun layaknya sebuah istana. Makam sunan dilengkapi dengan mesjid, misalnya makam Sunan Kudus dan mesjid Kudus. Gambar 1.25 Makam Maulana Malik Ibrahim d. Keraton Keraton adalah bangunan yang khas untuk kediaman para raja dan keluarganya. Gambar 1.26 Keraton Kesultanan Yogyakarta Sumber: www.google.com Sumber: www.tembi.org21 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Gambar 1.27 Upacara Grebeg Maulud Gambar 1.28 Kaligrafi di batu nisan Ratu Nahrasiyah di Samudra Pasai e. Tradisi Agama Pertunjukan kesenian, budaya dan tradisi agama Islam yang berkembang di seluruh Indonesia, antara lain sebagai berikut: 1) seni tari, seperti tarian saman, tarian seudati, tarian zapin, tarian rudat dan tarian hadrah; 2) seni musik rebana, orkes gambus, dan samrah; 3) adat istiadat, seperti pakaian alat pengantin Betawi, yaitu siangko bercadar; 4) upacara adat: di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat Upacara Sekatenan, dalam memperingati tahun baru Islam; Upacara Gerebeg Mulud dikaitkan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw. f. Kaligrafi Kaligrafi adalah tulisan yang menggunakan huruf Arab yang dibuat sangat indah. Kaligrafi dapat dibuat dalam bentuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Seni kaligrafi banyak terdapat pada dinding mesjid, mimbar, menara dan nisan kubur. Misalnya, kaligrafi yang terdapat di batu nisan makam Ratu Nahrasiyah dari Kesultanan Samudra Pasai

Makna Peninggalan Sejarah yang Berskala
Nasional dari Masa Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia
1. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan
ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kota
kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakan
daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang
Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi.
Peninggalan sejarah yang
membuktikan Kerajaan Kutai
sebagai kerajaan Hindu pertama
adalah ditemukannya prasasti
berbentuk Yupa menggunakan
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Yupa adalah tiang batu pengikat
hewan korban untuk diper-
sembahkan kepada Dewa.
Beberapa peninggalan kerajaan
Kutai:
1) tujuh buah Yupa yang di-
temukan di daerah sekitar
Muarakaman;
Gambar 1.1 Peta Letak Kerajaan Kutai
Gambar 1.2 Yupa
Kutai
Laut Jawa
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Sumber: Indonesian Heritage.
Sejarah Awal
Wilayah Kerajaan Kutai
Skala 1 : 280.000
U
Samarinda
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Wilayah Kerajaan Kutai
Keterangan:4
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
2) kalung Cina yang terbuat dari emas;
3) satu arca Bulus;
4) dua belas arca batu.
Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja
Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang
bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang
pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa
Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi
kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa.
Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya
hidup sejahtera dan makmur.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat.
Kerajaan ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah
kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang
dan Banten.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:
1) Prasasti Ciaruteun,
Gambar 1.3.  Peta Letak Kerajaan Tarumanegara
Banten
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Karawang
Bogor
Bekasi
Sunda Kelapa
Wilayah Kekuasaan Tarumanegara
Skala 1 : 2.785.700
Keterangan:
Wilayah Kerajaan Tarumanegara
Samudra Hindia5
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
2) Prasasti Pasir Koleangkak,
3) Prasasti Kebon Kopi,
4) Prasasti Tugu,
5) Prasasti Pasir Awi,
6) Prasasti Muara Cianten,
7) Prasasti Cidanghiang,
8) Arca Rajasi,
9) Arca Wisnu Cibuaya I,
10) Arca Wisnu Cibuaya II.
Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki
Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan
yang teratur.
Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau
pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa
pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan
mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan dan
perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur.
c. Kerajaan Bali
Gambar 1.4.  Prasasti Ciaruteun
Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Gambar 1.5.  Peta Letak Kerajaan Bali
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
U
Wilayah Kekuasaan Kerajaan
Bali
Keterangan:
Skala 1 : 1.435.500
Wilayah Kerajaan Bali6
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan
diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan
pada prasasti dan lontar Bali).
Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja
Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak
Wungsu (1049 M - 1077 M).
Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang
di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama
Hindu.
Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura
Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun
1430 M.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain:
1) Prasasti berangka tahun 882 Masehi;
2) Prasasti tahun 896 Masehi;
3) Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi.
d. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama  kalinya,
kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke
daerah Kawali Ciamis.
Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati.
Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal
dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran,
dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu
Siliwangi (tahun 1482 M - 1521 M).
Gambar 1.6.  Letak Kerajaan Pajajaran
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran
Keterangan:
U
Skala 1 : 8.666.666
Wilayah Kerajaan Pajajaran7
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain:
1) Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
2) Prasasti  Horren,
3) Prasasti  Citati Cibadak
(1030 M),
4) Prasasti  Astana Gede,
5) Prasasti  Batutulis Bogor
(1333 M)
2. Peninggalan Sejarah dari Masa Budha
a. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa
Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasasti Tuk
Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa
Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam
hruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.
b. Kerajaan Sriwijaya
Gambar 1.7. Prasasti Batu tulis
Gambar 1.8  Peta Letak Kerajaan Sriwijaya
Sumber: Inventarisasi dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah
dan Purbakala Jawa Barat
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Wilayah Kerajaan Sriwijaya
Keterangan:
Skala 1 : 29.433.926
Wilayah Kerajaan Sriwijaya
Ibu Kota Sriwijaya8
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di
Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran
sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang
merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari
Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke -9.
Pada mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai.
Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini
dimaksudkan untuk menguasai perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari
daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil
dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka,
Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram).
Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah
kekuasaannya, Sriwijaya membentuk armada laut yang kuat. Hampir
seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda
dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan
Nusantara yang pertama.
Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi
pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan
kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan
pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya
sebagai Kerajaan Maritim.
Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang
mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari
China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru
ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu  Sakhyakitri  dan
Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari
Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India).
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena
serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun
1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya
diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M),
2) Prasasti Talang Tuo (684 M),
3) Prasasti Kota Kapur (686 M),
4) Prasasti Karang Berahi (686 M).9
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.10  Prasasti Canggal
Sumber: Lukisan Sejarah
Gambar 1.9  Peta Letak Kerajaan Mataram Kuno
Laut Jawa
G. Perahu
G. Sumbing
Mataram
G. Merapi
Begawan Solo
Kali Berantas
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
3. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Budha
a. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad
ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain
sebagai berikut.
1) Dinasti Sanjaya:
a) Prasasti Canggal (732 M)
ditemukan di Gunung Wukir
di Desa Canggal, isinya
memperingati pembuatan
lingga di desa Kunjarakunja
oleh Raja Sanjaya;
b) Prasasti Mantyasih (907 M)
dan Prasasti Wanua Tengah III
(908 M), isinya raja-raja yang
memerintah dari Dinasti
Sanjaya.
U
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno
Keterangan:
Skala 1 : 2.925.00010
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
2) Dinasti Syailendra
a) Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama
Syailendra yang beragama Budha;
b) Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai
Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi
Budha;
c) Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti
Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari
Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun
sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk
para Bikhu di Kalasan;
d) Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca
Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang
disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa;
e) Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa
dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan.
b. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno.
Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur,
tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi
daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta
selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama
permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi;
2) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan
candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama
Rakyan Bawang;
3) Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan
membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok
Lodang;
4) Prasasti Kalkuta, isinya  tentang peristiwa hancurnya istana milik
Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
c. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat
Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri11
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
(Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala
dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi
oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Gambar 1.11  Peta Letak Kerajaan kediri
Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain:
1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan
musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana
Tanjung;
2) tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambang
kerajaan, yakni Garudhamuka;
3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh
Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang;
4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan;
5) Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan
Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katang-
katang.
d. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah
timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain:
1) Prasasti Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan
desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang
Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja;
Sungai Sola
Kediri
Samudra Hindia
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Wilayah Kerajaan Kediri
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah Kerajaan Kediri12
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.13  Peta Letak Kerajaan Majapahit
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 1.12.  Peta Letak Kerajaan Singasari
2) Prasasti Kragan (1256);
3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja;
4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma
menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan
dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
e. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut.
Sungai Solo
Singasari
Samudra Hindia
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
U
Wilayah Kerajaan Singasari
Wilayah Kerajaan Singasari
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah awal Majapahit
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah Kerajaan Majapahit13
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
1) Candi:
a) Penataran;
b) Sawentar;
c) Sumberjati.
2) Prasasti  Butak (1294), isinya
tentang keruntuhan Kerajaan
Singasari dan perjuangan
Raden Wijaya mendirikan
Kerajaan Majapahit.
3) Kitab-kita kuno, antara lain
Pararaton dan kitab Negara-
kertagama.
Gambar 1.14 Candi Penataran
4. Peninggalan Sejarah dari Masa Islam
Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur
perdagangan yang berasal dari berbagai negara, antara lain dari Persia,
Arab, Mesir, dan Gujarat (India). Dengan masuknya pengaruh budaya
dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan Islam itu biasa disebut kesultanan.
a. Kesultanan Samudra Pasai
Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Gambar 1.15  Peta Letak Kesultanan Samudra Pasai
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
U
Wilayah Kesultanan Samudra Pasai
Keterangan:
Skala 1 : 5.980.00014
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.17  Peta Kesultanan Malaka
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Gambar 1.16.  Prasasti Nisan Sultan Malik al
Saleh
Sekitar abad ke -13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai
merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak
di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan
ini berdiri sekitar abad ke-13 (1285 M).
Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi tempat bertemu pedagang
dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat adalah
pelayaran dan perdagangan.
Sultan Malik Al Saleh adalah
raja yang pertama memeluk agama
Islam. Selain itu, dikenal pula
putranya yang bernama Sultan
Malik Al Tahir.
Kerajaan Samudra Pasai pada
masa pemerintahan Sultan Zaenal
Abidin mendapat serangan dari
Majapahit tahun 1361 M. Keku-
asaannya semakin pudar pada awal
abad ke -15 bersamaan dengan
berkembang pesat Kesultanan
Malaka. Peninggalan sejarahnya
antara lain sejumlah batu nisan
(Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297
M/696 H).
b. Kesultanan Malaka
Sebelum abad ke-15, Malaka
adalah sebuah kampung nelayan.
Namun, setelah adanya Kemun-
duran Kesultanan Samudra Pasai,
Malaka berkembang pesat hingga
menjadi kerajaan Islam yang besar.
Raja pertama Kerajaan Malaka
adalah Sultan Iskandar Syah,
seorang bangsawan yang berasal
dari Majapahit.
Karena letaknya yang strategis,
Malaka sangat ramai dikunjungi
para  pedagang dari Barat dan
Timur. Oleh karena itu, Malaka
menjadi Kota dagang yang terkenal
di Asia Tenggara.
Sumber:  Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Wilayah Kesultanan Malaka
Keterangan:
Wilayah Kesultanan
Malaka
Skala 1 : 20.000.000
Kedah
Patani
Kelatan
Trengganu
U Selangor
Malaka
Johor
Tumasik
Siak
Kampar15
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
c. Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh didirikan
tahun 1514, terletak di tepi Selat
Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja
(sekarang Banda Aceh). Raja  Aceh
yang pertama Sultan Ali Mughayat
Syah. (1514 - 1528 M). Kerajaan Is-
lam ini mulai berkembang setelah
kesultanan Malaka dikuasai oleh
bangsa Portugis dan para pedagang
Islam tidak datang lagi ke Malaka.
Selain menjadi pusat perdagangan,
Kesultanan Aceh juga menjadi
pusat penyebaran agama Islam.
Pada masa itu, Aceh memiliki banyak pujangga terkenal, di antaranya
Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama
menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Melayu. Kesultanan Aceh
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda.
d. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak berdiri tahun 1500 M dan merupakan kesultanan
Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Fatah. Kesultanan
ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Selain itu, Kesultanan Demak memiliki peranan panting dalam bidang
perekonomian, yaitu pada kegiatan pelayaran dan perdagangan.
Gambar 1.18  Peta Letak Kesultanan Aceh
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Banda Aceh
Pasai
Pedir
Gaya Alas
Trangganu
Perak
Portugis di Malaka
Johor
Siak
Bengkulu
Gambar 1.19  Peta Letak Kesultanan Demak
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Banten
Cirebon
Pakuan Galuh
Jepara
Demak
Lasem
Tuban
Jipang Majapahit
Malang
Panarukan
Pasuruan
Samudra Hindia
Wilayah Kekuasaan Demak
Pajajaran
Pajang
Mataram Kediri
Madura
Wilayah Kesultanan Aceh
Wilayah Kesultanan Aceh
Keterangan:
Skala 1 : 20.000.000
Keterangan:
Wilayah Kesultanan Demak
Skala 1 : 7.370.080
U
U16
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
e. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berdiri sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin
merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten
mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia
maupun dari negara lain datang ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa.
Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh kesultanan
Banten.
Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah
pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi
Jayakarta (berarti Kota Kenangan). Sampai saat ini tanggal 22 Juni
diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta.
f. Kesultanan GowaTallo
Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi
saling bermusuhan. Pada abad ke-16, kedua kerajaan ini dapat disatukan
melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se’re at yang artinya
dua raja seorang hamba. Kerajaan baru itu bernama Kesultanan Gowa
Tallo. Kesultanan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di
Gambar 1.20  Peta Letak Kesultanan Banten
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Palembang
Lampung
Selat Sunda
Banten
Serang
Jayakarta
Pakuan
Cianjur
Sumedang
Cirebon
Galuh
Laut Jawa
Wilayah Kesultanan Banten
Wilayah Kesultanan Banten
Skala 1 : 2.990.000
Keterangan:
U17
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.21  Peta Letak Kesultanan Gowa Tallo
Sulawesi. Kesultanan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang
sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan.
Kerajaan ini giat menyebarkan agama Islam dan melakukan
perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang
berani menentang Belanda adalah Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal
dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru
Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin dapat
dikalahkan. Ia  dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 Novem-
ber 1667 M).
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Tanjung Selor
Samarinda
Banjar masin
Gorontalo
Poso
Palopo
Majene
Makassar
Gowa Butung
Kendari
Bima
Dili
Mandar
g. Kesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate berdiri sekitar abad ke-13 di Maluku Utara dengan
ibu kota di Sampalu. Kesultanan Ternate mendapat pengaruh Islam dari
para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate belajar membaca
dan menulis huruf Arab dalam Alquran dari Maulana Husayu (raja dari
Jawa). Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Baabullah.
U
Wilayah Kesultanan Gowa Tallo
Keterangan:
Skala 1 : 14.147.060
Wilayah Kesultanan Gowa Tallo18
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.22  Peta Letak Kesultanan Ternate dan Tidore
Gambar 1.23  Mesjid Demak
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Sumber: Catalogue Gunung Kelud 2005
Maluku
Banggawi
Seram
Ambuan
Laut Banda
Samudra Pasifik
Kesultanan Tidore
Kesultanan Ternate
Kerajaan Islam lainnya di Maluku adalah Kesultanan Tidore. Raja
yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Kesultanan Tidore dan
Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua
kesultanan ini hidup damai berdampingan.
5. Peninggalan Sejarah yang bercorak Islam
Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam sampai sekarang
terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun peninggalan
sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Mesjid
Keterangan: Wilayah Kesultanan Ternate
Tidore
Skala 1 : 1.071.430
U19
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Mesjid adalah tempat beribadah bagi pemeluk agama Islam. Ciri-ciri
mesjid adalah sebagai berikut:
1) atapnya berbentuk atap tumpang, yaitu atap yang bersusun
semakin ke atas makin mengecil; tingkatan yang paling atas
berbentuk limas; pada puncaknya terdapat mustaka (penutup
puncak);
2) terdapat menara yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan;
3) biasanya berada di ibu kota atau tempat kedudukan para pembesar
kerajaan;
4) di dalam kompleks mesjid biasanya terdapat kolam untuk
berwudhu;
5) pindu gerbangnya dilengkapi dengan gapura seperti keraton atau
candi.
b. Pesantren
Gambar 1.24  Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur
Pusat pendidikan agama Islam sejak masuk ke Indonesia sampai
sekarang dikenal dengan nama pesantren. Dahulu, lembaga ini dikenal
sebagai tempat anak-anak Indonesia menimba ilmu pengetahuan agama
Islam. Di dalam kehidupan pesantren, seluruh peserta didiknya
diasramakan. Diajarkan pula beberapa keterampilan untuk bekal hidup
di masyarakat. Peserta didiknya disebut santri.
Para santri belajar dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah mampu
mengamalkan ilmunya, para santri dapat kembali ke daerah asal masing-
masing.
Sumber: Indonesian Heritage. Agama dan Upacara20
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
c. Makam
Makam adalah tempat untuk menguburkan orang yang sudah
meninggal dunia. Makam dibangun sesuai dengan kedudukan orang yang
meninggal. Makam raja biasa dibangun layaknya sebuah istana. Makam
sunan dilengkapi dengan mesjid, misalnya makam Sunan Kudus dan
mesjid Kudus.
Gambar 1.25  Makam Maulana Malik Ibrahim
d. Keraton
Keraton adalah bangunan yang khas untuk kediaman para raja dan
keluarganya.
Gambar 1.26  Keraton Kesultanan Yogyakarta
Sumber: www.google.com
Sumber: www.tembi.org21
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.27  Upacara Grebeg Maulud
Gambar 1.28  Kaligrafi di batu nisan Ratu
Nahrasiyah di Samudra Pasai
e. Tradisi Agama
Pertunjukan kesenian, budaya dan tradisi agama Islam yang
berkembang di seluruh Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1) seni tari, seperti tarian saman, tarian seudati, tarian zapin, tarian
rudat dan tarian hadrah;
2) seni musik rebana, orkes gambus, dan samrah;
3) adat istiadat, seperti pakaian alat pengantin Betawi, yaitu siangko
bercadar;
4) upacara adat: di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat
Upacara Sekatenan, dalam memperingati tahun baru Islam;
Upacara Gerebeg Mulud dikaitkan dengan peringatan kelahiran
Nabi Muhammad saw.
f. Kaligrafi
Kaligrafi adalah tulisan yang
menggunakan huruf Arab yang
dibuat sangat indah. Kaligrafi dapat
dibuat dalam bentuk manusia dan
makhluk hidup lainnya. Seni
kaligrafi banyak terdapat pada
dinding mesjid, mimbar, menara
dan nisan kubur. Misalnya, kaligrafi
yang terdapat di batu nisan makam
Ratu Nahrasiyah dari Kesultanan
Samudra Pasai

Makna Peninggalan Sejarah yang Berskala Nasional dari Masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia 1. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu a. Kerajaan Kutai Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kota kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakan daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi. Peninggalan sejarah yang membuktikan Kerajaan Kutai sebagai kerajaan Hindu pertama adalah ditemukannya prasasti berbentuk Yupa menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Yupa adalah tiang batu pengikat hewan korban untuk diper- sembahkan kepada Dewa. Beberapa peninggalan kerajaan Kutai: 1) tujuh buah Yupa yang di- temukan di daerah sekitar Muarakaman; Gambar 1.1 Peta Letak Kerajaan Kutai Gambar 1.2 Yupa Kutai Laut Jawa Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Wilayah Kerajaan Kutai Skala 1 : 280.000 U Samarinda Banjarmasin Palangkaraya Pontianak Wilayah Kerajaan Kutai Keterangan:4 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V 2) kalung Cina yang terbuat dari emas; 3) satu arca Bulus; 4) dua belas arca batu. Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa. Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya hidup sejahtera dan makmur. b. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang dan Banten. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain: 1) Prasasti Ciaruteun, Gambar 1.3. Peta Letak Kerajaan Tarumanegara Banten Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U Karawang Bogor Bekasi Sunda Kelapa Wilayah Kekuasaan Tarumanegara Skala 1 : 2.785.700 Keterangan: Wilayah Kerajaan Tarumanegara Samudra Hindia5 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia 2) Prasasti Pasir Koleangkak, 3) Prasasti Kebon Kopi, 4) Prasasti Tugu, 5) Prasasti Pasir Awi, 6) Prasasti Muara Cianten, 7) Prasasti Cidanghiang, 8) Arca Rajasi, 9) Arca Wisnu Cibuaya I, 10) Arca Wisnu Cibuaya II. Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan yang teratur. Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan dan perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur. c. Kerajaan Bali Gambar 1.4. Prasasti Ciaruteun Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Gambar 1.5. Peta Letak Kerajaan Bali Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia U Wilayah Kekuasaan Kerajaan Bali Keterangan: Skala 1 : 1.435.500 Wilayah Kerajaan Bali6 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan pada prasasti dan lontar Bali). Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak Wungsu (1049 M - 1077 M). Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama Hindu. Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun 1430 M. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain: 1) Prasasti berangka tahun 882 Masehi; 2) Prasasti tahun 896 Masehi; 3) Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi. d. Kerajaan Pajajaran Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis. Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 M - 1521 M). Gambar 1.6. Letak Kerajaan Pajajaran Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran Keterangan: U Skala 1 : 8.666.666 Wilayah Kerajaan Pajajaran7 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain: 1) Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M) 2) Prasasti Horren, 3) Prasasti Citati Cibadak (1030 M), 4) Prasasti Astana Gede, 5) Prasasti Batutulis Bogor (1333 M) 2. Peninggalan Sejarah dari Masa Budha a. Kerajaan Kalingga Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasasti Tuk Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam hruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta. b. Kerajaan Sriwijaya Gambar 1.7. Prasasti Batu tulis Gambar 1.8 Peta Letak Kerajaan Sriwijaya Sumber: Inventarisasi dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Barat Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U Wilayah Kerajaan Sriwijaya Keterangan: Skala 1 : 29.433.926 Wilayah Kerajaan Sriwijaya Ibu Kota Sriwijaya8 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke -9. Pada mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai. Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini dimaksudkan untuk menguasai perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka, Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram). Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah kekuasaannya, Sriwijaya membentuk armada laut yang kuat. Hampir seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan Nusantara yang pertama. Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim. Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu Sakhyakitri dan Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India). Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun 1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain: 1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M), 2) Prasasti Talang Tuo (684 M), 3) Prasasti Kota Kapur (686 M), 4) Prasasti Karang Berahi (686 M).9 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Gambar 1.10 Prasasti Canggal Sumber: Lukisan Sejarah Gambar 1.9 Peta Letak Kerajaan Mataram Kuno Laut Jawa G. Perahu G. Sumbing Mataram G. Merapi Begawan Solo Kali Berantas Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia 3. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Budha a. Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain sebagai berikut. 1) Dinasti Sanjaya: a) Prasasti Canggal (732 M) ditemukan di Gunung Wukir di Desa Canggal, isinya memperingati pembuatan lingga di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya; b) Prasasti Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M), isinya raja-raja yang memerintah dari Dinasti Sanjaya. U Wilayah Kerajaan Mataram Kuno Wilayah Kerajaan Mataram Kuno Keterangan: Skala 1 : 2.925.00010 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V 2) Dinasti Syailendra a) Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra yang beragama Budha; b) Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi Budha; c) Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk para Bikhu di Kalasan; d) Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa; e) Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan. b. Kerajaan Medang Kamulan Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur, tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain: 1) Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi; 2) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang; 3) Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok Lodang; 4) Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan. c. Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri11 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia (Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Gambar 1.11 Peta Letak Kerajaan kediri Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain: 1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana Tanjung; 2) tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambang kerajaan, yakni Garudhamuka; 3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang; 4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan; 5) Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katang- katang. d. Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter. Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain: 1) Prasasti Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja; Sungai Sola Kediri Samudra Hindia Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U Wilayah Kerajaan Kediri Keterangan: Skala 1 : 3.250.000 Wilayah Kerajaan Kediri12 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Gambar 1.13 Peta Letak Kerajaan Majapahit Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia Gambar 1.12. Peta Letak Kerajaan Singasari 2) Prasasti Kragan (1256); 3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja; 4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima. e. Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas. Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut. Sungai Solo Singasari Samudra Hindia Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia U U Wilayah Kerajaan Singasari Wilayah Kerajaan Singasari Keterangan: Skala 1 : 3.250.000 Wilayah awal Majapahit Keterangan: Skala 1 : 3.250.000 Wilayah Kerajaan Majapahit13 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia 1) Candi: a) Penataran; b) Sawentar; c) Sumberjati. 2) Prasasti Butak (1294), isinya tentang keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. 3) Kitab-kita kuno, antara lain Pararaton dan kitab Negara- kertagama. Gambar 1.14 Candi Penataran 4. Peninggalan Sejarah dari Masa Islam Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan yang berasal dari berbagai negara, antara lain dari Persia, Arab, Mesir, dan Gujarat (India). Dengan masuknya pengaruh budaya dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam itu biasa disebut kesultanan. a. Kesultanan Samudra Pasai Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Gambar 1.15 Peta Letak Kesultanan Samudra Pasai Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia U Wilayah Kesultanan Samudra Pasai Keterangan: Skala 1 : 5.980.00014 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Gambar 1.17 Peta Kesultanan Malaka Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Gambar 1.16. Prasasti Nisan Sultan Malik al Saleh Sekitar abad ke -13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan ini berdiri sekitar abad ke-13 (1285 M). Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi tempat bertemu pedagang dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat adalah pelayaran dan perdagangan. Sultan Malik Al Saleh adalah raja yang pertama memeluk agama Islam. Selain itu, dikenal pula putranya yang bernama Sultan Malik Al Tahir. Kerajaan Samudra Pasai pada masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin mendapat serangan dari Majapahit tahun 1361 M. Keku- asaannya semakin pudar pada awal abad ke -15 bersamaan dengan berkembang pesat Kesultanan Malaka. Peninggalan sejarahnya antara lain sejumlah batu nisan (Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297 M/696 H). b. Kesultanan Malaka Sebelum abad ke-15, Malaka adalah sebuah kampung nelayan. Namun, setelah adanya Kemun- duran Kesultanan Samudra Pasai, Malaka berkembang pesat hingga menjadi kerajaan Islam yang besar. Raja pertama Kerajaan Malaka adalah Sultan Iskandar Syah, seorang bangsawan yang berasal dari Majapahit. Karena letaknya yang strategis, Malaka sangat ramai dikunjungi para pedagang dari Barat dan Timur. Oleh karena itu, Malaka menjadi Kota dagang yang terkenal di Asia Tenggara. Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal Wilayah Kesultanan Malaka Keterangan: Wilayah Kesultanan Malaka Skala 1 : 20.000.000 Kedah Patani Kelatan Trengganu U Selangor Malaka Johor Tumasik Siak Kampar15 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia c. Kesultanan Aceh Kesultanan Aceh didirikan tahun 1514, terletak di tepi Selat Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Raja Aceh yang pertama Sultan Ali Mughayat Syah. (1514 - 1528 M). Kerajaan Is- lam ini mulai berkembang setelah kesultanan Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis dan para pedagang Islam tidak datang lagi ke Malaka. Selain menjadi pusat perdagangan, Kesultanan Aceh juga menjadi pusat penyebaran agama Islam. Pada masa itu, Aceh memiliki banyak pujangga terkenal, di antaranya Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Melayu. Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. d. Kesultanan Demak Kesultanan Demak berdiri tahun 1500 M dan merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Fatah. Kesultanan ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, Kesultanan Demak memiliki peranan panting dalam bidang perekonomian, yaitu pada kegiatan pelayaran dan perdagangan. Gambar 1.18 Peta Letak Kesultanan Aceh Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Banda Aceh Pasai Pedir Gaya Alas Trangganu Perak Portugis di Malaka Johor Siak Bengkulu Gambar 1.19 Peta Letak Kesultanan Demak Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Banten Cirebon Pakuan Galuh Jepara Demak Lasem Tuban Jipang Majapahit Malang Panarukan Pasuruan Samudra Hindia Wilayah Kekuasaan Demak Pajajaran Pajang Mataram Kediri Madura Wilayah Kesultanan Aceh Wilayah Kesultanan Aceh Keterangan: Skala 1 : 20.000.000 Keterangan: Wilayah Kesultanan Demak Skala 1 : 7.370.080 U U16 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V e. Kesultanan Banten Kesultanan Banten berdiri sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia maupun dari negara lain datang ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa. Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh kesultanan Banten. Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (berarti Kota Kenangan). Sampai saat ini tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta. f. Kesultanan GowaTallo Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi saling bermusuhan. Pada abad ke-16, kedua kerajaan ini dapat disatukan melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se’re at yang artinya dua raja seorang hamba. Kerajaan baru itu bernama Kesultanan Gowa Tallo. Kesultanan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di Gambar 1.20 Peta Letak Kesultanan Banten Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia Palembang Lampung Selat Sunda Banten Serang Jayakarta Pakuan Cianjur Sumedang Cirebon Galuh Laut Jawa Wilayah Kesultanan Banten Wilayah Kesultanan Banten Skala 1 : 2.990.000 Keterangan: U17 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Gambar 1.21 Peta Letak Kesultanan Gowa Tallo Sulawesi. Kesultanan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan. Kerajaan ini giat menyebarkan agama Islam dan melakukan perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang berani menentang Belanda adalah Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur. Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan. Ia dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 Novem- ber 1667 M). Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Tanjung Selor Samarinda Banjar masin Gorontalo Poso Palopo Majene Makassar Gowa Butung Kendari Bima Dili Mandar g. Kesultanan Ternate dan Tidore Kesultanan Ternate berdiri sekitar abad ke-13 di Maluku Utara dengan ibu kota di Sampalu. Kesultanan Ternate mendapat pengaruh Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate belajar membaca dan menulis huruf Arab dalam Alquran dari Maulana Husayu (raja dari Jawa). Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. U Wilayah Kesultanan Gowa Tallo Keterangan: Skala 1 : 14.147.060 Wilayah Kesultanan Gowa Tallo18 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V Gambar 1.22 Peta Letak Kesultanan Ternate dan Tidore Gambar 1.23 Mesjid Demak Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia Sumber: Catalogue Gunung Kelud 2005 Maluku Banggawi Seram Ambuan Laut Banda Samudra Pasifik Kesultanan Tidore Kesultanan Ternate Kerajaan Islam lainnya di Maluku adalah Kesultanan Tidore. Raja yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Kesultanan Tidore dan Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua kesultanan ini hidup damai berdampingan. 5. Peninggalan Sejarah yang bercorak Islam Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam sampai sekarang terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun peninggalan sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut. a. Mesjid Keterangan: Wilayah Kesultanan Ternate Tidore Skala 1 : 1.071.430 U19 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Mesjid adalah tempat beribadah bagi pemeluk agama Islam. Ciri-ciri mesjid adalah sebagai berikut: 1) atapnya berbentuk atap tumpang, yaitu atap yang bersusun semakin ke atas makin mengecil; tingkatan yang paling atas berbentuk limas; pada puncaknya terdapat mustaka (penutup puncak); 2) terdapat menara yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan; 3) biasanya berada di ibu kota atau tempat kedudukan para pembesar kerajaan; 4) di dalam kompleks mesjid biasanya terdapat kolam untuk berwudhu; 5) pindu gerbangnya dilengkapi dengan gapura seperti keraton atau candi. b. Pesantren Gambar 1.24 Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur Pusat pendidikan agama Islam sejak masuk ke Indonesia sampai sekarang dikenal dengan nama pesantren. Dahulu, lembaga ini dikenal sebagai tempat anak-anak Indonesia menimba ilmu pengetahuan agama Islam. Di dalam kehidupan pesantren, seluruh peserta didiknya diasramakan. Diajarkan pula beberapa keterampilan untuk bekal hidup di masyarakat. Peserta didiknya disebut santri. Para santri belajar dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah mampu mengamalkan ilmunya, para santri dapat kembali ke daerah asal masing- masing. Sumber: Indonesian Heritage. Agama dan Upacara20 Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V c. Makam Makam adalah tempat untuk menguburkan orang yang sudah meninggal dunia. Makam dibangun sesuai dengan kedudukan orang yang meninggal. Makam raja biasa dibangun layaknya sebuah istana. Makam sunan dilengkapi dengan mesjid, misalnya makam Sunan Kudus dan mesjid Kudus. Gambar 1.25 Makam Maulana Malik Ibrahim d. Keraton Keraton adalah bangunan yang khas untuk kediaman para raja dan keluarganya. Gambar 1.26 Keraton Kesultanan Yogyakarta Sumber: www.google.com Sumber: www.tembi.org21 Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia Gambar 1.27 Upacara Grebeg Maulud Gambar 1.28 Kaligrafi di batu nisan Ratu Nahrasiyah di Samudra Pasai e. Tradisi Agama Pertunjukan kesenian, budaya dan tradisi agama Islam yang berkembang di seluruh Indonesia, antara lain sebagai berikut: 1) seni tari, seperti tarian saman, tarian seudati, tarian zapin, tarian rudat dan tarian hadrah; 2) seni musik rebana, orkes gambus, dan samrah; 3) adat istiadat, seperti pakaian alat pengantin Betawi, yaitu siangko bercadar; 4) upacara adat: di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat Upacara Sekatenan, dalam memperingati tahun baru Islam; Upacara Gerebeg Mulud dikaitkan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw. f. Kaligrafi Kaligrafi adalah tulisan yang menggunakan huruf Arab yang dibuat sangat indah. Kaligrafi dapat dibuat dalam bentuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Seni kaligrafi banyak terdapat pada dinding mesjid, mimbar, menara dan nisan kubur. Misalnya, kaligrafi yang terdapat di batu nisan makam Ratu Nahrasiyah dari Kesultanan Samudra Pasai

Makna Peninggalan Sejarah yang Berskala
Nasional dari Masa Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia
1. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua di wilayah Nusantara adalah Kerajaan Kutai. Kerajaan
ini terletak di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di sebuah kota
kecamatan yang bernama Muarakaman. Daerah ini yang merupakan
daerah percabangan antara Sungai Mahakam dengan Sungai Kedang
Rantau. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi.
Peninggalan sejarah yang
membuktikan Kerajaan Kutai
sebagai kerajaan Hindu pertama
adalah ditemukannya prasasti
berbentuk Yupa menggunakan
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.
Yupa adalah tiang batu pengikat
hewan korban untuk diper-
sembahkan kepada Dewa.
Beberapa peninggalan kerajaan
Kutai:
1) tujuh buah Yupa yang di-
temukan di daerah sekitar
Muarakaman;
Gambar 1.1 Peta Letak Kerajaan Kutai
Gambar 1.2 Yupa
Kutai
Laut Jawa
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Sumber: Indonesian Heritage.
Sejarah Awal
Wilayah Kerajaan Kutai
Skala 1 : 280.000
U
Samarinda
Banjarmasin
Palangkaraya
Pontianak
Wilayah Kerajaan Kutai
Keterangan:4
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
2) kalung Cina yang terbuat dari emas;
3) satu arca Bulus;
4) dua belas arca batu.
Dari peninggalan prasasti, diketahui bahwa Kudungga adalah raja
Kutai yang pertama. Raja Kudungga digantikan oleh putranya yang
bernama Aswawarman, kemudian digantikan oleh Raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berkembang
pesat sebagai pemeluk agama Hindu yang taat. Beliau menyembah Dewa
Syiwa, sedangkan dalam suatu upacara menghadiahkan 20.000 ekor sapi
kepada Brahmana. Peristiwa ini ditandai dengan berdirinya sebuah Yupa.
Raja Mulawarman dikenal sebagai raja yang bijaksana. Rakyatnya
hidup sejahtera dan makmur.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Bogor Provinsi Jawa Barat.
Kerajaan ini berdiri tahun 450 Masehi. Dapat dikatakan bahwa Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu pertama di Jawa. Wilayah
kekuasaannya, meliputi Sunda Kelapa (Jakarta), Bogor, Bekasi, Karawang
dan Banten.
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain:
1) Prasasti Ciaruteun,
Gambar 1.3.  Peta Letak Kerajaan Tarumanegara
Banten
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Karawang
Bogor
Bekasi
Sunda Kelapa
Wilayah Kekuasaan Tarumanegara
Skala 1 : 2.785.700
Keterangan:
Wilayah Kerajaan Tarumanegara
Samudra Hindia5
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
2) Prasasti Pasir Koleangkak,
3) Prasasti Kebon Kopi,
4) Prasasti Tugu,
5) Prasasti Pasir Awi,
6) Prasasti Muara Cianten,
7) Prasasti Cidanghiang,
8) Arca Rajasi,
9) Arca Wisnu Cibuaya I,
10) Arca Wisnu Cibuaya II.
Peninggalan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sanskerta dan
huruf Pallawa. Pada Prasasti Ciaruteun menggambarkan jejak telapak kaki
Dewa Wisnu, sedangkan Prasasti Tugu menceritakan cara pemerintahan
yang teratur.
Purnawarman adalah raja yang terkenal dari Tarumanegara. Beliau
pemeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Pada masa
pemerintahannya, ia berhasil membuat saluran air untuk pertanian dan
mencegah banjir. Mata pencarian rakyat dari pertanian, perikanan dan
perdagangan sehingga rakyat dapat hidup dengan makmur.
c. Kerajaan Bali
Gambar 1.4.  Prasasti Ciaruteun
Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Gambar 1.5.  Peta Letak Kerajaan Bali
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
U
Wilayah Kekuasaan Kerajaan
Bali
Keterangan:
Skala 1 : 1.435.500
Wilayah Kerajaan Bali6
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kerajaan Bali didirikan oleh Dinasti Warmadewa. Pusat kerajaan
diperkirakan sekitar daerah Tampak Siring dan Pejeng (sesuai keterangan
pada prasasti dan lontar Bali).
Raja yang terkenal di Bali berasal dari Dinasti Warmadewa, yaitu Raja
Sri Candrabayasinga (tahun 959 M - 989 M), Raja Udayana, dan Raja Anak
Wungsu (1049 M - 1077 M).
Saat Dinasti Warmadewa berkuasa, agama pertama yang berkembang
di Bali adalah Budha. Akan tetapi selanjutnya, rakyat Bali memeluk agama
Hindu.
Masa kekuasaan Kerajaan Bali berakhir pada saat rajanya Sri Astasura
Ratna Bhumi Banten ditaklukan oleh Gajah Mada dari Majapahit tahun
1430 M.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Bali antara lain:
1) Prasasti berangka tahun 882 Masehi;
2) Prasasti tahun 896 Masehi;
3) Tugu Sanur, berangka tahun 914 Masehi.
d. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama  kalinya,
kerajaan ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke
daerah Kawali Ciamis.
Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati.
Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal
dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran,
dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu
Siliwangi (tahun 1482 M - 1521 M).
Gambar 1.6.  Letak Kerajaan Pajajaran
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran
Keterangan:
U
Skala 1 : 8.666.666
Wilayah Kerajaan Pajajaran7
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Peninggalan Kerajaan Pajajaran antara lain:
1) Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
2) Prasasti  Horren,
3) Prasasti  Citati Cibadak
(1030 M),
4) Prasasti  Astana Gede,
5) Prasasti  Batutulis Bogor
(1333 M)
2. Peninggalan Sejarah dari Masa Budha
a. Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga berdiri sekitar abad 6 Masehi di daerah Jawa
Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Sima.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain Prasasti Tuk
Mas yang ditemukan di Desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu Jawa
Tengah bagian utara. Prasasti yang bertuliskan tahun 650 M ditulis dalam
hruf Pallawa dan memakai bahasa Sanskerta.
b. Kerajaan Sriwijaya
Gambar 1.7. Prasasti Batu tulis
Gambar 1.8  Peta Letak Kerajaan Sriwijaya
Sumber: Inventarisasi dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah
dan Purbakala Jawa Barat
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Wilayah Kerajaan Sriwijaya
Keterangan:
Skala 1 : 29.433.926
Wilayah Kerajaan Sriwijaya
Ibu Kota Sriwijaya8
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Letaknya di
Muara Takus (sekarang daerah Riau), tepatnya pada pertemuan dua aliran
sungai, yaitu Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Palembang
merupakan pusat kerajaannya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak
kejayaan pada saat diperintah oleh Balaputradewa merupakan putra dari
Samaratungga yang berasal dari Jawa, sekitar abad ke -9.
Pada mulanya, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan sungai.
Namun, setelah kuat mengadakan perluasan kekuasaan. Perluasan ini
dimaksudkan untuk menguasai perdangangan. Hal ini bisa dilihat dari
daerah-daerah yang ramai. Daerah pusat perdagangan yang berhasil
dikuasainya, antara lain daerah Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka,
Jambi, Genting Kra, dan Jawa Tengah (Kalingga dan Mataram).
Dalam upaya memperluas serta mempertahankan wilayah
kekuasaannya, Sriwijaya membentuk armada laut yang kuat. Hampir
seluruh Pulau Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Selat Sunda
dapat dikuasai. Oleh karena itu, Sriwijaya di sebut sebagai Kerajaan
Nusantara yang pertama.
Wilayah kekuasaan luas, didukung letak Sriwijaya yang menjadi
pusat pertemuan antara pedagang dari India dan China, menjadikan
kemajuan bagi rakyat. Oleh sebab itu, kegiatan perdagangan dan
pelayaran menjadi mata pencarian utama yang menjadikan Sriwijaya
sebagai Kerajaan Maritim.
Sriwijaya dikenal pula sebagai pusat pendidikan dan penyebaran
agama Budha di Asia Tenggara. Tidak terbatas penduduknya yang
mempelajari bahasa Sanskerta dan agama Budha. Bahkan pendeta dari
China yang bernama I-tsing tahun 685 M menetap di Sriwijaya. Mahaguru
ilmu agama Budha yang berasal dari India, yaitu  Sakhyakitri  dan
Dharmapala turut mengajarkan agama Budha. Banyak pula pemuda dari
Sriwijaya yang memperdalam ilmunya di Nalanda (India).
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, karena
serangan Raja Colamandala dari India Selatan tahun 1025 M. Tahun
1275 M, Singasari menyerbu Sriwijaya. Selanjutnya, tahun 1377, Sriwijaya
diserbu Majapahit. Sejak masa itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya berakhir.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
1) Prasasti Kedukan Bukit (684 M),
2) Prasasti Talang Tuo (684 M),
3) Prasasti Kota Kapur (686 M),
4) Prasasti Karang Berahi (686 M).9
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.10  Prasasti Canggal
Sumber: Lukisan Sejarah
Gambar 1.9  Peta Letak Kerajaan Mataram Kuno
Laut Jawa
G. Perahu
G. Sumbing
Mataram
G. Merapi
Begawan Solo
Kali Berantas
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
3. Peninggalan Sejarah dari Masa Hindu-Budha
a. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah dan berdiri pada abad
ke-8. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, antara lain
sebagai berikut.
1) Dinasti Sanjaya:
a) Prasasti Canggal (732 M)
ditemukan di Gunung Wukir
di Desa Canggal, isinya
memperingati pembuatan
lingga di desa Kunjarakunja
oleh Raja Sanjaya;
b) Prasasti Mantyasih (907 M)
dan Prasasti Wanua Tengah III
(908 M), isinya raja-raja yang
memerintah dari Dinasti
Sanjaya.
U
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno
Wilayah Kerajaan Mataram Kuno
Keterangan:
Skala 1 : 2.925.00010
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
2) Dinasti Syailendra
a) Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama
Syailendra yang beragama Budha;
b) Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Rakai
Panangkaran telah berpindah agama dari Hindu menjadi
Budha;
c) Prasasti Kalasan (778 M), isinya seorang raja dari Dinasti
Sanjaya berhasil membujuk Raja Rakai Panangkaran dari
Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun
sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah vihara untuk
para Bikhu di Kalasan;
d) Prasasti Klurak (782 M), isinya tentang pembuatan arca
Manjusri sebagai wujud dari Budha, Wisnu dan Sanggha yang
disamakan dengan Timurti; yaitu Brahmana, Wisnu dan Siwa;
e) Prasasti Ratu Boko (856 M), isinya kekalahan Balaputradewa
dalam perang dengan kakak iparnya Rakai Pikatan.
b. Kerajaan Medang Kamulan
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno.
Namun, letak Kerajaan Medang Kamulan berada di daerah Jawa Timur,
tepatnya di daerah Muara Sungai Brantas. Wilayah kekuasaannya meliputi
daerah Nganjuk sebelah barat dan Pasuruan sebelah selatan serta
selanjutnya hampir mencakup seluruh Jawa Timur.
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Prasasti Tangeran (933 M), isinya Mpu Sindok memerintah bersama
permaisurinya Sri Wardhani pu Kbi;
2) Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan
candi untuk tempat peristirahatan mertuanya yang bernama
Rakyan Bawang;
3) Prasasti Lor (939 M), isinya Mpu Sindok memerintahkan
membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho di Desa Anyok
Lodang;
4) Prasasti Kalkuta, isinya  tentang peristiwa hancurnya istana milik
Dharmawangsa juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.
c. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri didirikan tahun 1041 Masehi. Kerajaan ini merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang letaknya di bagian barat
Jawa Timur. Kerajaan ini dibagi menjadi 2 bagian, yakni Kerajaan Kediri11
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
(Panjalu) dengan pusat pemerintahan di Dhaha dan Kerajaan Jenggala
dengan pusat pemerintahan di Kahuripan. Kedua kerajaan ini dibatasi
oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Gambar 1.11  Peta Letak Kerajaan kediri
Peninggalan-peninggalan Kerajaan ini, antara lain:
1) Prasasti Malengga (1052 M), isinya Garasakan telah mengalahkan
musuhnya yang bernama Linggajaya dan mengusirnya dari istana
Tanjung;
2) tiga prasasti Garasakan lainnya (1052 M), isinya tentang lambang
kerajaan, yakni Garudhamuka;
3) Prasasti Sirah Keting (1104 M), isinya pemberian hadiah tanah oleh
Raja Jayabhaya pada Desa Ngantang;
4) Prasasti Jaring (1181), memuat nama pejabat dengan nama hewan;
5) Prasasti Kamulan (1194 M), isinya tentang kemenangan
Kertaraharja atas musuhnya yang mengganggu istana Katang-
katang.
d. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari didirikan tahun 1222 Masehi. Letaknya di sebelah
timur Gunung Kawi, Jawa Timur, tepatnya di Desa Ganter.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini antara lain:
1) Prasasti Mula Malurung (1255), isinya pengukuhan desa Mula dan
desa Malurung menjadi Sima (daerah Swatantra) untuk sang
Pranajaya beserta keturunannya yang telah berjasa kepada raja;
Sungai Sola
Kediri
Samudra Hindia
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
Wilayah Kerajaan Kediri
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah Kerajaan Kediri12
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.13  Peta Letak Kerajaan Majapahit
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 1.12.  Peta Letak Kerajaan Singasari
2) Prasasti Kragan (1256);
3) Prasasti Maribong (1264) hanya berupa satu lempengan saja;
4) Prasasti Sarwadharma (1269), isinya rakyat Sarwadharma
menghadap raja dan memohon agar daerah mereka dibebaskan
dari wilayah Thambola sehingga menjadi daerah Sima.
e. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di bagian hilir Sungai Brantas.
Peninggalan-peninggalan kerajaan ini, antara lain sebagai berikut.
Sungai Solo
Singasari
Samudra Hindia
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
U
U
Wilayah Kerajaan Singasari
Wilayah Kerajaan Singasari
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah awal Majapahit
Keterangan:
Skala 1 : 3.250.000
Wilayah Kerajaan Majapahit13
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
1) Candi:
a) Penataran;
b) Sawentar;
c) Sumberjati.
2) Prasasti  Butak (1294), isinya
tentang keruntuhan Kerajaan
Singasari dan perjuangan
Raden Wijaya mendirikan
Kerajaan Majapahit.
3) Kitab-kita kuno, antara lain
Pararaton dan kitab Negara-
kertagama.
Gambar 1.14 Candi Penataran
4. Peninggalan Sejarah dari Masa Islam
Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur
perdagangan yang berasal dari berbagai negara, antara lain dari Persia,
Arab, Mesir, dan Gujarat (India). Dengan masuknya pengaruh budaya
dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan Islam itu biasa disebut kesultanan.
a. Kesultanan Samudra Pasai
Sumber: Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Gambar 1.15  Peta Letak Kesultanan Samudra Pasai
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
U
Wilayah Kesultanan Samudra Pasai
Keterangan:
Skala 1 : 5.980.00014
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.17  Peta Kesultanan Malaka
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Gambar 1.16.  Prasasti Nisan Sultan Malik al
Saleh
Sekitar abad ke -13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai
merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak
di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan
ini berdiri sekitar abad ke-13 (1285 M).
Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi tempat bertemu pedagang
dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat adalah
pelayaran dan perdagangan.
Sultan Malik Al Saleh adalah
raja yang pertama memeluk agama
Islam. Selain itu, dikenal pula
putranya yang bernama Sultan
Malik Al Tahir.
Kerajaan Samudra Pasai pada
masa pemerintahan Sultan Zaenal
Abidin mendapat serangan dari
Majapahit tahun 1361 M. Keku-
asaannya semakin pudar pada awal
abad ke -15 bersamaan dengan
berkembang pesat Kesultanan
Malaka. Peninggalan sejarahnya
antara lain sejumlah batu nisan
(Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297
M/696 H).
b. Kesultanan Malaka
Sebelum abad ke-15, Malaka
adalah sebuah kampung nelayan.
Namun, setelah adanya Kemun-
duran Kesultanan Samudra Pasai,
Malaka berkembang pesat hingga
menjadi kerajaan Islam yang besar.
Raja pertama Kerajaan Malaka
adalah Sultan Iskandar Syah,
seorang bangsawan yang berasal
dari Majapahit.
Karena letaknya yang strategis,
Malaka sangat ramai dikunjungi
para  pedagang dari Barat dan
Timur. Oleh karena itu, Malaka
menjadi Kota dagang yang terkenal
di Asia Tenggara.
Sumber:  Indonesian Heritage. Sejarah Awal
Wilayah Kesultanan Malaka
Keterangan:
Wilayah Kesultanan
Malaka
Skala 1 : 20.000.000
Kedah
Patani
Kelatan
Trengganu
U Selangor
Malaka
Johor
Tumasik
Siak
Kampar15
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
c. Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh didirikan
tahun 1514, terletak di tepi Selat
Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja
(sekarang Banda Aceh). Raja  Aceh
yang pertama Sultan Ali Mughayat
Syah. (1514 - 1528 M). Kerajaan Is-
lam ini mulai berkembang setelah
kesultanan Malaka dikuasai oleh
bangsa Portugis dan para pedagang
Islam tidak datang lagi ke Malaka.
Selain menjadi pusat perdagangan,
Kesultanan Aceh juga menjadi
pusat penyebaran agama Islam.
Pada masa itu, Aceh memiliki banyak pujangga terkenal, di antaranya
Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama
menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Melayu. Kesultanan Aceh
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda.
d. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak berdiri tahun 1500 M dan merupakan kesultanan
Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Fatah. Kesultanan
ini memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Selain itu, Kesultanan Demak memiliki peranan panting dalam bidang
perekonomian, yaitu pada kegiatan pelayaran dan perdagangan.
Gambar 1.18  Peta Letak Kesultanan Aceh
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Banda Aceh
Pasai
Pedir
Gaya Alas
Trangganu
Perak
Portugis di Malaka
Johor
Siak
Bengkulu
Gambar 1.19  Peta Letak Kesultanan Demak
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Banten
Cirebon
Pakuan Galuh
Jepara
Demak
Lasem
Tuban
Jipang Majapahit
Malang
Panarukan
Pasuruan
Samudra Hindia
Wilayah Kekuasaan Demak
Pajajaran
Pajang
Mataram Kediri
Madura
Wilayah Kesultanan Aceh
Wilayah Kesultanan Aceh
Keterangan:
Skala 1 : 20.000.000
Keterangan:
Wilayah Kesultanan Demak
Skala 1 : 7.370.080
U
U16
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
e. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berdiri sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin
merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten
mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia
maupun dari negara lain datang ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa.
Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh kesultanan
Banten.
Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah
pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi
Jayakarta (berarti Kota Kenangan). Sampai saat ini tanggal 22 Juni
diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta.
f. Kesultanan GowaTallo
Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi
saling bermusuhan. Pada abad ke-16, kedua kerajaan ini dapat disatukan
melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se’re at yang artinya
dua raja seorang hamba. Kerajaan baru itu bernama Kesultanan Gowa
Tallo. Kesultanan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di
Gambar 1.20  Peta Letak Kesultanan Banten
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Palembang
Lampung
Selat Sunda
Banten
Serang
Jayakarta
Pakuan
Cianjur
Sumedang
Cirebon
Galuh
Laut Jawa
Wilayah Kesultanan Banten
Wilayah Kesultanan Banten
Skala 1 : 2.990.000
Keterangan:
U17
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.21  Peta Letak Kesultanan Gowa Tallo
Sulawesi. Kesultanan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang
sebenarnya merupakan ibu kota kerajaan.
Kerajaan ini giat menyebarkan agama Islam dan melakukan
perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang
berani menentang Belanda adalah Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal
dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru
Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin dapat
dikalahkan. Ia  dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 Novem-
ber 1667 M).
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Tanjung Selor
Samarinda
Banjar masin
Gorontalo
Poso
Palopo
Majene
Makassar
Gowa Butung
Kendari
Bima
Dili
Mandar
g. Kesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate berdiri sekitar abad ke-13 di Maluku Utara dengan
ibu kota di Sampalu. Kesultanan Ternate mendapat pengaruh Islam dari
para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate belajar membaca
dan menulis huruf Arab dalam Alquran dari Maulana Husayu (raja dari
Jawa). Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Baabullah.
U
Wilayah Kesultanan Gowa Tallo
Keterangan:
Skala 1 : 14.147.060
Wilayah Kesultanan Gowa Tallo18
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
Gambar 1.22  Peta Letak Kesultanan Ternate dan Tidore
Gambar 1.23  Mesjid Demak
Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia
Sumber: Catalogue Gunung Kelud 2005
Maluku
Banggawi
Seram
Ambuan
Laut Banda
Samudra Pasifik
Kesultanan Tidore
Kesultanan Ternate
Kerajaan Islam lainnya di Maluku adalah Kesultanan Tidore. Raja
yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Kesultanan Tidore dan
Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua
kesultanan ini hidup damai berdampingan.
5. Peninggalan Sejarah yang bercorak Islam
Berbagai peninggalan sejarah yang bercorak Islam sampai sekarang
terawat baik dan dapat ditemui di berbagai tempat. Adapun peninggalan
sejarah yang bercorak Islam tersebut, antara lain sebagai berikut.
a. Mesjid
Keterangan: Wilayah Kesultanan Ternate
Tidore
Skala 1 : 1.071.430
U19
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Mesjid adalah tempat beribadah bagi pemeluk agama Islam. Ciri-ciri
mesjid adalah sebagai berikut:
1) atapnya berbentuk atap tumpang, yaitu atap yang bersusun
semakin ke atas makin mengecil; tingkatan yang paling atas
berbentuk limas; pada puncaknya terdapat mustaka (penutup
puncak);
2) terdapat menara yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan;
3) biasanya berada di ibu kota atau tempat kedudukan para pembesar
kerajaan;
4) di dalam kompleks mesjid biasanya terdapat kolam untuk
berwudhu;
5) pindu gerbangnya dilengkapi dengan gapura seperti keraton atau
candi.
b. Pesantren
Gambar 1.24  Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur
Pusat pendidikan agama Islam sejak masuk ke Indonesia sampai
sekarang dikenal dengan nama pesantren. Dahulu, lembaga ini dikenal
sebagai tempat anak-anak Indonesia menimba ilmu pengetahuan agama
Islam. Di dalam kehidupan pesantren, seluruh peserta didiknya
diasramakan. Diajarkan pula beberapa keterampilan untuk bekal hidup
di masyarakat. Peserta didiknya disebut santri.
Para santri belajar dalam jangka waktu tertentu. Jika sudah mampu
mengamalkan ilmunya, para santri dapat kembali ke daerah asal masing-
masing.
Sumber: Indonesian Heritage. Agama dan Upacara20
Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI Kelas V
c. Makam
Makam adalah tempat untuk menguburkan orang yang sudah
meninggal dunia. Makam dibangun sesuai dengan kedudukan orang yang
meninggal. Makam raja biasa dibangun layaknya sebuah istana. Makam
sunan dilengkapi dengan mesjid, misalnya makam Sunan Kudus dan
mesjid Kudus.
Gambar 1.25  Makam Maulana Malik Ibrahim
d. Keraton
Keraton adalah bangunan yang khas untuk kediaman para raja dan
keluarganya.
Gambar 1.26  Keraton Kesultanan Yogyakarta
Sumber: www.google.com
Sumber: www.tembi.org21
Peninggalan dan Tokoh Sejarah Nasional pada Masa Hindu-Budha dan Islam, Keragaman Kenampakan
Alam dan Suku Bangsa, serta Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Gambar 1.27  Upacara Grebeg Maulud
Gambar 1.28  Kaligrafi di batu nisan Ratu
Nahrasiyah di Samudra Pasai
e. Tradisi Agama
Pertunjukan kesenian, budaya dan tradisi agama Islam yang
berkembang di seluruh Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1) seni tari, seperti tarian saman, tarian seudati, tarian zapin, tarian
rudat dan tarian hadrah;
2) seni musik rebana, orkes gambus, dan samrah;
3) adat istiadat, seperti pakaian alat pengantin Betawi, yaitu siangko
bercadar;
4) upacara adat: di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat
Upacara Sekatenan, dalam memperingati tahun baru Islam;
Upacara Gerebeg Mulud dikaitkan dengan peringatan kelahiran
Nabi Muhammad saw.
f. Kaligrafi
Kaligrafi adalah tulisan yang
menggunakan huruf Arab yang
dibuat sangat indah. Kaligrafi dapat
dibuat dalam bentuk manusia dan
makhluk hidup lainnya. Seni
kaligrafi banyak terdapat pada
dinding mesjid, mimbar, menara
dan nisan kubur. Misalnya, kaligrafi
yang terdapat di batu nisan makam
Ratu Nahrasiyah dari Kesultanan
Samudra Pasai

Minggu, 04 September 2011

Tugas Guru

1. Tugas Mendidik
  Supaya tugas  mendidik itu dapat  dilaksanakan dengan  baik, Anda harus paham tentang konsep mendidik terlebih dahulu. Mendidik adalah memberi tuntunan kepada manusia yang belum dewasa oleh manusia yang telah sewasa dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohaniah dan jasmaniah. Yng dimaksud dewasa disi adalah anak didik itu sudah mampu menyadari dirinya, berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
  Sebagai guru, Anda bertindak  sebagai penuntun  peserta  didik SD dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai ia menamatkan pendidikan SD. Tugas mendidik mengarah pada pembentukan sikap dan nilai-nilai, sehingga peserta didik berperilaku sesuai dengan norma sekolah (tata tertib), norma masyarakat (adat istiadat), norma negara (pancasila) dan norma Tuhan (agama).
  Untuk dapat melaksanakan tugas ini diperlukan sejumlah alat pendidikan ,
yaitu :
a. Sugesti
Sugerti adalah pengaruh terhadap hidup kejiwaan seseorang sehingga pikiran dan perasaan terkalahkan atau tidak berdaya. Guru dapat menggunakan sugesti agar anak berbuat baik. Sugerti ada yang bersifat positif (memberi semangat), ada yang bersifat negatif (melemahkan, menentang dan merintangi). Kepada peserta didik yang lemah, loyo, kacau perlu diberi sugesti positif dan kepada peserta didik yang berbuat tidak baik, diberi sugerti negatif.
b. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang - ulang sehingga berlaku secara otomatis, yang kadang-kadang masih disertai pemikiran. Banyak perilaku yang terbentuk melalui pembiasaan, misalnya kebiasaan-kebiasaan :
1.  Berdoa sebelum mulai pelajaran.
2.  Meminta ijin guru jika keluar kelas saat pelajara berlangsung.
3.  Duduk tidak membungkuk.
4.  Membersihkan ruang kelas sebelum pelajaran dimulai.
5.  Memberi salam pada guru.
6.  Memberikan sesuatu dengan tangan kanan.
7.  Membuang sampah di tempat sampah.

c. Teladan
Maksudnya menunjukkan pada peserta didik hal-hal yang patut dan perlu dilakukan sehingga peserta didik meniru apa yang dilakuka guru. Teladanmerupakan alat mendidik yang penting karena anak lebih mudah meniru dari pada menerima penjelasan penjelasan verbal.
d. Hadiah (pengutan)
Maksudnya agar dengan hadiah itu pesertadidik menjadi gembira sehingga terdorong untuk berbuat baik selalu. Hadiah tu dapat berupa pujian baik verbal maupun non verbal, berupa kegiatan yang menyenangkan, kebebasan, dapat juga berupa benda seperti buku, pensil boll poin dan lain lain.
e. Hukuman
Memberikan suatu penderitaan kepada peserta didik agar ai insyaf akan perbuatan yang salah sehingga tidak berbuat salah lagi. Dalam memberikan hukuman, perlu dihindari hukuman badan. Hukuman yang diberikan guru hendaknya bersifat pedagogis.
f. Pengawasan
Memeriksa apakah peraturan – peraturan ditaati peserta didik atau tidak dan menjaga agar peserta didik tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran.
g. Permainan
Maksudnya memberikan kegembiraan dan kesibukan kepada peserta didik  agar terhindar dari melakukan perbuatan yang tidak baik.
h. Pekerjaan
Memberikan tugas atau sesuatu kesibukan kepada peserta didik sehingga tercegah dari kesempatan melakukan hal yang tidak baik
i. Perintah dan Larangan
Perintah, mengenai apa - apa yang harus  dikerjakan, larangan mengenai apa-apa yang tidak boleh dikerjakan.

2. Tugas Mengajar
  Bagi guru, tugas mengajar merupakan tugas yang paling dominan. Sebagian besar waktu disekolah digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran. Guru mewariskan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik. Perbuatan mengajar mengarah pada pengembangan aspek intelektual (kognitif) peserta didik. Pelaksanaan tugas ini diawali dengan perancangan berbagai program. Biasanya dimulai dari penyusunan program tahunan, dilanjutkan dengan perancangan program semester, penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bagaiman program-program itu dirancang, tidak dibicarakan disini, karena Anda  telah mempelajari pada mata kuliah
  Setelah  program-program tersebut selesai di rancang, barulah guru mulai melaksanakan program pembelajaran. Guru berinteraksi dengan peserta didik melalui pengkajian materi pelajaran, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yaitu dikuasainya kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta
didik.
 
3. Tugas Melatih
 Tugas melatih, mengarah pada penguasaan keterampilan/skill, baik keterampilan fisik maupun keterampilan intelektual. Dalam melatih, guru memberikan stimulus(S) supaya muncul respon (R) dari peserta didik. Latihannya berpola S – R yang dilakukan berulang ulang sampai peserta didik menguasai keterampilan yang dilatihkan guru. Misalnya guru melatih supaya peserta didik terampil menangkap bola, maka guru mengompan bola(S) yang ditangkap(R) peserta didik. Stimulus – Respon itu dilakukan berulang ulang sampai peserta didik terampil menangkap bola.
 
4. Tugas Mengarahkan
  Tugas mengarahkan bisa terjadi pada saat guru sedang melaksanakan tugas mengajar, membimbing, melatih maupun mendidik. Berikut ini contoh mengarahkan pada saat guru sedang melaksanakan tugas mengajar.

5. Tugas Menilai
  Menilai  atau penilaian adalah proses membuat pertimbangan berdasarkan informasi yang tersedia dan mengarah pada pengambilan keputusan.
Pelaksanaan tugas menilai, diawali dengan pembuatan alat alat penilaian yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Alat alat itu dapat berupa Tes atau non Tes. Selanjutnya alat alat tersebut digunakan untuk mengukur aspek - aspek kepribadian peserta didik yang sudah direncanakan. Dari kegiatan ini diperoleh informasi berupa hasil tes atau non tes ditambah hasil-hasil portofolio yang dikembangkan peserta didik.
   Kegiatan menilai dapat terjadi saat guru melaksanakan tugas membimbing, mendidik, mengajar ataupun melatih, tetapi yang paling menonjol saat guru melaksanakan tugas mengajar. 

6. Tugas Membimbing Peserta Didik
  Di SMP dan sekolah  sekolah pada jenjang  menengah,  terutama sekolah negeri, biasanya memiliki guru yang khusus melayani bimbingan peserta didik, yaitu guru BP (Bimbingan Penyuluhan) atau guru BK (Bimbingan Konseling) atau konselor. Guru tersebut disiapkan secara khusus diperguruan tinggi melalui
program studi BK yang berjenjang S1. Meskipun di sekolah itu ada konselornya. Misalnya seorang siswa mengalami kesulitan menguasai konsep konsep matematika. Konselor tidak akan berdaya menghadapi hal semacam itu, maka guru bidang studilah yang harus menangani karena ia ahlinya.
  Di  SD pada umumnya  tidak  ada  tenaga konselor. Layanan  bimbingan dirangkap guru kelas atau guru bidang studi. Tugas guru SD tambah berat dan sulit karena harus membawakan  peran bermacam-macam. Peran yang dibawakan itu ada yang tidak sejalan. Sebagai pengajar, guru boleh memberikan hukuman pada peserta didik, tetapi sebagai pembimbing, memberikan hukuman harus dihindari, karena kalau itu dilakukan guru, layanan bimbingan akan macet. Oleh karena itu, guru SD  mesti pandai-pandai membawakan peran agar  tugas mengajar dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula tugas bimbingan.

kode etik guru

Kode Etik Guru Indonesia

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONSIA menyadari, bahwa pendidikan adalah merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada mumnya  dan Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila  dan Undang Undang Dasar 1945 merasa ikut bertanggungjawab atas terwujudnya cita cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, maka guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya  sebagai guru dengan mempedomani dasar dasar sebagai
berikut :
1.  Guru berbakti membinbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila. 
2.  Guru memiliki kejujuran profesionil dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing masing.
3.  Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4.  Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik baiknya bagi kepentingan anak didik.
5.  Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6.  Guru secara sendiri sendiri dan / bersama sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7.  Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8.  Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesionil sebagai sarana pengabdian.
9.  Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang Pendidikan. (Winarno Surachman (Ed), 1979 : 220).
Dalam perkembangannya, rumusan Kode Etik Guru Indonesia diatas mengalami  penyesuaian dan perampingan. Berikut ini rumusan Kode Etik Guru Indonesia hasil konggres PGRI tahun 1989.
 
Kode Etik Guru Indonesia
  Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian  kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Negara  serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setia pada Undang Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, Guru Indonesia terpanggil  untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar dasar sebagai berikut ini.
1.  Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2.  Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3.  Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4.  Guru menciptakan suasana sekolah sebaik baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar. 5.  Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6.  Guru secara pribadi dan bersama sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7.  Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetia kawanan sosial.
8.  Guru bersama sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya.
9.  Guru melaksanakan segala kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang pendidikan. (Surya dkk, 2000 : 4.62 – 4.63).

Manfaat Kode Etik bagi Guru.
a.  Agar guru terhindar dari penyimpangan profesi, karena sudah adanya landasan yang digunakan mereka sebagai acuan.
b.  Untuk mengatur hubungan guru dengan peserta didik, teman sejawat / sekerja dan masyarakat, jabatan profesi dan pemerintah.
c.  Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab terhadap profesinya.
d.  Pemberi arah yang benar kepada penggunaan profesinya.